Monday 8 June 2015

Kesamaan Khawarij dan Wahabi dalam akidah dan dakwah

Khawarij adalah sebuah kelompok pembangkang pertama yang divonis keluar dari Islam berdasarkan hadits mutawatir. Kelompok ini merupakan sekte yang memiliki banyak perbedaan dalam akidah dan dakwah dengan Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Tentang sekte Khawarij ini sudah banyak diceritakan di dalam ratusan hadits dan buku-buku sejarah.
Sekte Khawarij terbagi menjadi beberapa bagian, dan salah satu bagiannya adalah Khawarij Azariqah. Mereka adalah orang-orang yang memiliki akidah sebagai berikut :

Mereka berkeyakinan bahwa siapa pun yang bertentangan dengan keyakinan mereka dihukumi kaum musyrikin atau kafir.
Orang-orang yang hanya berdiam diri tanpa mengkafirkan muslim lainnya berarti dia telah kafir.

قال الشيخ محمد بن عبد الوهاب : فا نواقض الإسلام : الثالث : من لم يكفر المشركين أو شك فى كفرهم, أو صحح مذهبهم كفر, وقال شيخ الإ سلام ابن تيمية : من دعل علي بن أبى طالبو فقد كفر ومن شك في كفره فقد كفر

“ Berkata Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam Nawaqidh al-Islam mengatakan : “ Perkara ketiga adalah, barangsiapa yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrik (maksudnya adalah semua kaum muslimin) atau ragu dalam mengkafirkan mereka atau membenarkan madzhab mereka (ahlusunnah dan Syi’ah), maka dia telah kafir “. Berkata Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah  : “ Siapa saja yang memanggil-manggil Ali bin Ali Thalib maka dia benar-benar kafir, dan barangsiapa saja yang ragu untuk mengkafirkannya maka dia juga kafir “ (Ad-Durar as-Saniyyah op.cit, 9/292, lihat Sejarah Berdarah Sekte Salafi wahabi hal. 64)

Ibnu Taimiyah telah menjadi maha guru dalam hal pengkafiran bagi MIAW (singkatan dari Muhammad bin Abdul Wahhab) dan pengikutnya. Tidak dapat berkelit lagi bahwa Salafi Wahabi benar-benar telah terinspirasi dan telah menjadi gaya hidup dalam hal mengkafirkan seluruh kaum muslimin.

Sebagai tanda sahnya keimanan mereka sebagai Khawarij Azariqah, bahwa apabila mereka berhasil menawan salah satu dari orang muslim maka mereka diwajibkan untuk membunuhnya. Namun apabila mereka tidak berani membunuhnya, maka mereka hukumnya adalah munafik dan musyrik.
Mereka menghalalkan para wanita dan orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka. Selain itu halal pula membunuh anak-anak orang yang tidak sepaham dengan mereka, karena bagi mereka anak-anak itu adalah orang-orang musyrik yang pasti akan kekal selama-lamanya dalam api neraka.


قال الشيخ محمد بن عبد الوهاب : انى أدعوكم إلى التوحيد وترك الشرك بالله وجميع ما هو تحت السبع الطباق مشرك على الإطلاق ومن قتل مشركا فله الجنة. من دخل فى دعوتنا فله مالنا وعليه ما علينا ومن لم يدخل معنا فهو كافر حلال الدّم والمال

“ Berkata Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab : “ Sesungguhnya aku mengajak kalian kepada tauhid dan meninggalkan syirik terhadap Allah. Semua yang ada di bawah tujuh lapis langit ini benar-benar musyrik, dan barangsiapa yang membunuh orang-orang musyrik (maksudnya adalah kaum muslimin) maka dia mendapatkan surga. Siapa saja yang masuk ke dalam dakwah kami, maka dia memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan kami, dan barangsiapa yang tidak masuk (ke dalam dakwah kami) bersama kami, maka dia kafir, halal nyawa dan hartanya “ (Ibid hal. 57, lihat Sejarah Berdarah Sekte Salafi wahabi hal. 68)

Padahal kita tahu bahwa di dalam al-Quran Allah Swt berfirman :

وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دابَّةٍ وَالْمَلآئِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ

“ Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan dirinya “
(QS. 16 / an-Nahl : 49)


Dalam ayat lainnya Allah Swt berfirman :

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلاَّ يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لَّا تَفْقَهُونَ تَسْبِيْحَهُمْ إِنَّهُ كاَنَ حَلِيْماً غَفُوْراً

“ Langit yang tujuh dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun “ (QS. 17 / al-Isra : 44)

MIAW mengatakan dengan pedenya, bahwa semua yang ada di bawah tujuh lapis langit ini benar-benar musyrik, sedangkan Allah dengan kebenaran-Nya menegaskan, bahwa langit yang tujuh dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada-Nya, baik seluruh binatang, pepohonan, gunung, laut, sungai, matahari, bulan, bintang dan para malaikat-Nya. Sungguh, Allah Maha Penyantun dan Maha Pengampun. Tetapi MIAW ini sungguh “ Maha Edan dan Maha Sableng “.
Lihatlah hatinya yang telah dipenuhi oleh kebencian, dendam kesumat, dan ketidakwarasan yang berada dalam level tertinggi. Dia telah menghakimi dirinya sebagai orang yang paling bertauhid. Sedangkan seluruh hamba-hamba-Nya yang bertauhid divonis sebagai kaum musyrikin, dan wajib dibunuh. Ayat dan hadits mana yang menghalalkan nyawa dan harta kita untuk dibunuh dan diambil tanpa hak ? Bahkan MIAW mewajibkan kepada pengikutnya untuk membunuh kita serta merampas harta benda kita. Hanya ada satu kata untuk mereka “ LAWAN & SERANG BALIK “.

Mereka meyakini bahwa negeri orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka adalah negeri kafir. Karenanya di negeri tersebut halal bagi mereka untuk membunuh anak-anak kecil dan kaum wanitanya. Mereka meyakini bahwa siapa pun yang tidak sepaham dan menentang mereka adalah orang-orang musyrik, dan tidak ada kewajiban bagi mereka untuk menunaikan amanah kepada mereka.

Salah seorang sejarawan Salafi Wahabi yang bernama Utsman bin Abdullah bin Bitsr an-Najd menceritakan tentang kebiadaban dan pembantaian yang mereka lakukan sebagai berikut : “ Sa’ud bergerak bersama bala tentaranya dengan menunggang kuda-kuda pilihan terbaik, yang terdiri dari orang-orang Najd, Badui, orang-orang selatan, Hijaz, Tiha- mah, dan lainnya menuju tanah Karbala. Maka orang-orang ini memenuhi kota itu, mengepung tembok-temboknya, dan masuk ke daerah tersebut secara paksa. Mereka membunuhi hampir seluruh penduduknya di pasar-pasar dan rumah-rumah. Menghancurkan kubah yang ada di atas pusara Imam Husain, kubah yang dihiasi zamrud, yakut dan beragam permata indah lainnya. Mereka merampas semua yang ada di negeri itu, seperti uang, senjata, pakaian, kuda, emas, perak, mushaf-mushaf mahal, dan lain sebagainya yang tidak mung- kin disebutkan satu persatu. Mereka melakukan penyerbuan itu begitu cepat, sehingga mendekati waktu zhuhur mereka telah keluar dengan membawa harta itu dan membunuhi penduduknya sekitar 2000 orang “.  (Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi hal. 74, lihat al-Majd fi Tarikh Najd, Darat al-Malik Abdul Aziz cet. 4, 1/257-1982 Riyadh)

Kemudian dikatakan pula di dalam kitab yang sama bahwa kaum edan Salafi Wahabi ini menyerang Kazhimiyah, Najaf dan Qum  sebagai berikut : “ Penyerangan ini besar sekali dan korban-korban yang terbunuh amat banyak, darah-darah mengalir bagaikan aliran sungai. Sa’ud dan tentaranya keluar dari sana dengan membawa kemenangan, lalu masuk ke Karbala menghancurkan kubah besar itu, bahkan itu adalah berhala terbesar (maksudnya adalah makam Imam Husain). Kami meluluhlantakkan Karbala, membunuhi pen- duduknya, dan merampas (peternakan, harta, dan wanita) penduduknya. Alhamduillahi Rabbil ‘Alamin, kami semua sama sekali tidak menyesali itu semua, dan kami mengatakan : “ Dan bagi orang-orang kafir itu penderitaan yang sama “. (Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi hal. 76, lihat al-Majd fi Tarikh Najd, Darat al-Malik Abdul Aziz cet. 4, 1/257-258-1982 Riyadh, ini adalah kejadian tahun 1801 M/1216 H)
Bisa-bisanya setan-setan manusia ini mengucapkan puji syukur kepada-Nya. Apabila dikarenakan orang-orang banyak yang berziarah ke makam Imam Husain dan wajib dibunuh seluruh penduduknya. Wahai kaum yang dilaknat oleh Allah, dan para malaikat-Nya, bacalah ini : 
Ibnu Taimiyah telah menukil bahwa Imam Ahmad bin Hanbal telah menulis satu Juz tentang ziarah ke makam Imam Husain a.s di Karbala, apa yang harus dilakukan oleh peziarah. Ibnu Taimiyah berkata :

اِنَّ النَّاسَ فِى زَمَنِ الْأِمَام اَحْمَدْ كَانُوا ينتابونه اَىْ يَقْصُدُوْنَ زِيَارَتَهُ

“ Sesungguhnya manusia di zaman Imam Ahmad senantiasa menziarahi makam Imam Husain “       ( Mazhab Salafi hal. 20)

Kita lihat kembali bagaimana keyakinan para ulama dan pengikut mazhab Imam Ahmad bin Hanbal dalam men- ziarahi makam para Imam Syi’ah. Imam Abu Ali al-Hasan bin Ibrahim al-Khalal, pemuka mazhab Hanbali membolehkan bertawasul dan ber-istighatsah di makam orang-orang salih wabil khusus di makam Imam Ahlul bait dan inilah buktinya :

مَا هَمَّنِى أَمْرٌ فَقَصَدْتُ قَبْرَ مُوْسَى بْنِ جَعْفَرٍ يَعْنِى الْكاَظِمَ فَتَوَ سَّلْتُ بِهِ إِلاَّ سَهَّلَ اللهُ لِى مَا أُحِبُّ
“ Setiap aku mengalami kesulitan, lalu aku mendatangi makam (Imam) Musa al-Kazhim bin Ja’far al-Shadiq dan aku bertawasul dengannya pasti Allah memudahkan apa yang aku inginkan “ (Tarikh al-Baghdadi 1/120, 14 / 85-94, al-Muntazham fi Tarikh al-Muluk wal Imam 9/89, 19/347)

Imam Musa al-Kazhim bin Jafar as-Shadiq adalah Imam ke-8 dalam mazhab Syi’ah Imamiyah. Kalaulah Imam al-Kazhim ini semasa hidupnya dianggap kafir dan musyrik serta menyebarkan khurafat dan menyekutukan Allah,  sudah barangtentu yang lebih berhak untuk menyerang Karbala, Najaf, dan Qum adalah Imam Ahmad, beserta seluruh peng- ikutnya bukan orang-orangnya Ibnu S’aud yang mengaku-aku sebagai pengikut Imam Ahmad bin Hanbal.
Riwayat shahih ini diriwayatkan oleh banyak ulama di antaranya : al-Hajaj bin Yusuf, ‘Amru bin Dinar, Imam az-Zuhri, Yunus bin Ubaid, Ayyub as-Sakhtiani, Ibnu ‘Aun, Imam Malik, Imam Sufyan ats-Tsauri, Imam Syu’bah al-Hajaj, Imam ibnu al-Mubarak, Imam Ahmad bin Hanbal, Abdur- rahman bin Muhammad, Ahmad bin Ali, Muhammad bin Abbas, Abu Ayyub Sulaiman bin Ishaq al-Jalab, Abu Ishaq al-Harb dan ulama-ulama lainnya.7
Dalam riwayat shahih lainnya, al-Hafizh Abu Bakar bin Khuzaimah yang dijuluki Imam al-Aimmah (pemimpin para imam) dan pengarang kitab Shahih Khuzaimah, beliau pun berziarah kubur dan bertawasul kepada Imam Syi’ah ke-9 yaitu Imam Ali ar-Ridha bin Musa al-Kazhim sebagaimana diriwayatkan oleh muridnya Abu Bakar bin al-Mu’ammal :

خَرَجْنَا مَعَ إِمَامِ أَهْلِ الْحَدِيْثِ أَبِى بَكْرٍ بْنِ خُزَيْمَةَ وَعَدِيْلِهِ أَبِى عَلِى الثَّقَفِيِّ مَعَ جَمَاعَةٍ مِنْ مَشَايِخِنَا وَهُمْ إِذْ ذَاكَ مُتَوَافِرُوْنَ إِلىَ زِيَارَةِ قَبْرِ عَلِى بْنِ مُوسَى اَلرِّضَا بِطُوْسِ قَالَ : فَرَأَيْتُ مِنْ تَعْظِمِهِ يَعْنِى ابْنُ خُزَيْمَةَ لِتِلْكَ الْبُقْعَةِ وَتَوَاضَعِهِ لَهَا وَتَضَرُّعِهِ عِنْدَهَا مَا تَحَيَّرْنَا

“ Kami berangkat bersama pemuka ahli hadits al-Imam bu Bakar bin Khuzaimah dan rekannya al-Hafizh Abu Ali ats-Tsaqafi beserta rombongan beberapa guru kami yang begitu banyak untuk berziarah ke makam (Imam) Ali ar-Ridha bin Musa al-Kazhim di Thus (Iran). Ia (Abu Bakr bin al-Mu’ammal) berkata : “ Aku melihat keta’zhiman beliau (Imam Ibnu Khuzaimah) terhadap (penghuni) makam itu serta bersikap tawadhu terhadapnya dan doa beliau yang begitu khusu’ di sisi makam itu sampai membuat kami bingung “ (al-Muntazham fi Tarikh al-Muluk wal Imam 9/89)

Kalaulah ajaran Imam Syi’ah dianggap menyimpang dan sebagaimana mayoritas orang bodoh memvonis mereka kafir dan musyrik, lalu mengapa Imam Ahmad, Imam Ibrahim al-Khalal, Imam Ibnu Khuzaimah dan al-Hafizh Abu Ali ats-Tsaqafi menziarahi orang kafir dan musyrik ? Bukan- kah haram menziarahi orang kafir dan musyrik ?
Ooh jelas kalau begitu, ajaran Syi’ah Imamiyah itu tidak menyimpang dan para Imam Syi’ah adalah orang-orang salih yang setelah wafatnya pun masih dapat mendatangkan berkah bagi yang menziarahi dan bertawasul di sisi kuburannya.
Sekarang mari kita terusan tentang kebiadaban kawanan Salafi Wahabi ini. Seorang Mufti Makkah al-Mukarramah, Ahmad ibnu Zaini Dahlan yang bermazhab Syafi’i (w. 1304 H) yang merupakan tokoh ulama Makkah pada saat zaman Sultan Abdul Humaid menyatakan dalam kitabnya Umara ul-Baladil Haram sebagai berikut :

“ Ketika memasuki Thaif, Salafi Wahabi melakukan pembunuhan secara menyeluruh, termasuk tua renta, anak-anak, tokoh masyarakat dan pemimpinnya, membunuh golongan syarif (ahlul bait), dan rakyat biasa. Mereka menyembelih hidup-hidup bayi-bayi yang masih menyusu dipangkuan ibunya, membunuh umat Islam di dalam rumah-rumah dan kedai-kedai kecil. Apabila
mereka mendapati satu jama’ah umat Islam mengadakan pengajian al-Quran, maka mereka bersegera untuk membunuhnya, sehingga tiada lagi yang tinggal di kalangan mereka. Kemudian mereka memasuki masjid-masjid. Di situ mereka membunuhi orang-orang yang sedang ruku atau sujud, merampas uang dan harta mereka. Lalu mereka menginjak-nginjak al-Quran dengan kaki-kaki mereka termasuk kitab-kitab Imam al-Bukhari, Muslim, kitab-kitab fiqih, nahwu, dan kitab-kitab lainya………”  (Umara al-Balad al-Haram, ad-Dar al-Muttahidah Lin Nasyr hal. 297-298, Ahmad ibnu Zaini Dahlan , lihat Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi hal. 79)


Kita tidak habis pikir, bagaimana mungkin mereka tega menyembelih bayi yang sedang menyusu dipangkuan ibunya, tua renta dan anak-anak yang sedang bermain dengan riangnya pun mereka habisi juga. Yaa Allah makhluk apakah sebenarnya mereka ini ? 
Tidak pernah ada keyakinan ini di dalam barisan kaum muslimin yang lurus dan benar, kecuali dalam sekte Khawarij Azariqah saja. Dan akidah seperti ini ternyata berada di dalam akidah Salafi Wahabi juga. Jelas sudah, bahwa mereka adalah sekte Khawarij, sebuah gerakan yang mengatas-namakan Islam, pemurnian tauhid, dan slogan-slogan penipuan lainnya. Mereka telah mengotori Islam dengan pedang-pedang berdarahnya, mengagungkan Islam dengan menyembelih bayi dan anak-anak yang tak berdosa, memuliakan Nabi-Nya dengan cara membantai kaum tua renta dan wanita-wanita yang tak berdaya.
Karena sekarang kita semua sudah yakin benar, bahwa Salafi Wahabi adalah Khawarij pada zaman ini, mari kita lihat vonis apa yang Nabi Saw berikan kepada kawanan Salafi Wahabi ini :

عَنِ ابْنِ أَبِي أَوْفَى، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْخَوَارِجُ كِلَابُ النَّارِ»

“ Dari Ibnu Abi Aufa, ia berkata : “ Bersabda Rasulullah Saw : “ Kaum Khawarij adalah Anjing Neraka “ (Sunan Ibnu Majah 1/61, Musnad Abu Dawud ath-Thayalis 2/163, 2/455, Mushanaf Aburrazzaq 10/152, riwayat Abu Umamah r.a, Mushanaf Ibnu Abi Syaibah 7/522, as-Sunnah Abdullah bin Ahmad  2/634 riwayat Sa’id bin Jumhan, derajat hadits shahih)

Bertanya Sa’id bin Jumhan kepada Abdullah bin Aufa tentang Khawarij az-zariqah, ia berkata :

لَعَنَ اللَّهُ الْأَزَارِقَةَ لَعَنَ اللَّهُ الْأَزَارِقَةَ لَعَنَ اللَّهُ الْأَزَارِقَةَ، حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَنَّهُمْ كِلَابُ النَّارِ» قَالَ: قُلْتُ: الْأَزَارِقَةَ وَحْدَهُمْ أَمِ الْخَوَارِجُ كُلُّهَا قَالَ: لَا، بَلِ الْخَوَارِجُ كُلُّهَا "

“ Laknat Allah bagi az-Zariqah, Laknat Allah bagi az-Zariqah, Laknat Allah bagi az-Zariqah, mengabarkan kepada kami Rasulullah Saw : “ Sesungguhnya mereka adalah Anjing Neraka “. Aku bertanya :
 “ Apakah al-Azariqah itu bagian dari khawarij semuanya ? “ Dikatakan : “ Ya, mereka kaum khawarij seluruhnya “ (As-Sunnah Abdullah bin Ahmad 2/64, derajat hadits shahih)

Nabi Saw telah menegaskan bahwa laknat Allah bagi kaum Khawarij yang pada masa kini menamakan diri sebagai Salafi Wahabi. Nabi Saw sendiri yang memberikan gelar kepada mereka sebagai “ ANJING  NERAKA “. Anjing-anjing ini siap memangsa siapa saja yang berbeda dengan mereka. Anjing-anjing ini siap memangsa kaum muslimin dan mema- kannya mentah-mentah. Tidak pernah ada vonis sekeras ini yang disampaikan kepada kaum Salafi Wahabi (KHAWARIJ WAHABI) oleh Nabinya sendiri.
Dari ‘Umair bin Ishaq, ia berkata, aku mengingatkan tentang Khawarij di sisi Abu Hurairah, ia berkata :

«أُولَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ»

“ Mereka adalah seburuk-buruknya makhluk “ (Mushanaf Ibnu Abi Syaibah 7/533, 7/557, derajat hadits shahih)

Dari Ibrahim ia berkata :

«الْخَوَارِجُ أَعْذَرُ عِنْدِي مِنَ الْمُرْجِئَةِ»
“ Kaum Khawariz adalah (kaum yang banyak membuat) alasan daripada kaum Murji’ah “ (As-Sunnah Abdullah bin Ahmad 1/337, derajat hadits shahih)


Dari Mush’ab bin Sa’id, dari bapaknya, ia berkata : mengingatkan tentang Khawarij di sisimu, ia berkata :

«هُمْ قَوْمٌ زَاغُوا فَأَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ»

“ Mereka adalah kaum yang berpaling (dari kebenaran), maka Allah pun memalingkan hati mereka “ (Sunan Turmudzi 4/454, Sunan Ibnu Majah 1/24 dll, derajat hadits shahih)

Bila Allah telah menetapkan mereka sebagai sebuah kaum yang condong kepada kesesatan, lalu apakah kita akan bersikeras untuk mengimani sekte Salafi Wahabi ini ?

Mengabarkan kepada kami Abu Ghalib, dari Abu Umamah tentang ayat :

{" زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ} [الصف: 5] ، قَالَ: هُمُ الْخَوَارِجُ "

“ Maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran), maka Allah pun memalingkan hati mereka “, (QS. 61 / as-Shaf : 5) dikatakan : Mereka adalah kaum Khawarij “ (As-Sunnah Abdullah bin Ahmad 2/638, 2/641, derajat hadits shahih)

Dari Abi Ghalib ia berkata : aku mendengar Abu Umamah menyampaikan kepadaku, dari Nabi Saw di dalam firman-Nya :
{فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ} [آل عمران: 7] قَالَ: هُمُ الْخَوَارِجُ، وَفِي قَوْلِهِ: {يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ} [آل عمران: 106] قَالَ: هُمُ الْخَوَارِجُ

“ Adapun orang-orang yang di dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat (QS. 3 / Ali-Imran : 7) Nabi Saw bersabda : “ Mereka adalah kaum Khawarij “, dan di dalam firman-Nya “ pada hari itu (kiamat) ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram  ” (Musnad Ahmad 36/594, derajat hadits shahih)

Di dalam kitab tafsir ath-Thabari dikatakan :
حدثنا ابن وكيع قال، حدثنا أبي، عن حماد بن سلمة والربيع بن صبيح، عن أبي مجالد، عن أبي أمامة:"فأما الذين اسودت وجوههم أكفرتم بعد إيمانكم"، قال: هم الخوارج

“ Mengabarkan kepada kami Ibn Waqi’ ia berkata : mengabarkan kepadaku, dari Hammad bin Salamah dan ar-Rabi’ bin Shabih, dari Abu Mujalid, dari Abu Umamah : (ayat yang berbunyi) “ Adapun orang-orang yang berwajah hitam muram, (dikatakan kepada mereka) “ Mengapa kamu kafir setelah beriman ? “ Abu Umamah berkata : “ Mereka adalah kaum Khawarij “ (Tafsir ath-Thabari 7/94, 5/665, Tafsir Ibnu Abi Hatim 3/729, Tafsir as-Samarqandi 1/237, Tafsir Sam’ani 1/347, Tafsir al-Wasith al-Wahidi 1/476 , Tafsir Baghawi 2/87, dikatakan mereka adalah ahli bid’ah, derajat hadits shahih)

Melalui tafsir dan asbabul nuzul ayat tersebut, maka Nabi Saw memastikan kaum Khawarij atau kelompok yang menyerupainya mendapat jaminan masuk neraka.
Ini adalah hadits mutawatir dan sesungguhnya telah diriwayatkan pula dalam hadits lainnya dari Nabi Saw :

حَيْثُ وَصَفَ هَؤُلاَءِ القَوْمَ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ القُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ، إِنَّمَا هُمُ الْخَوَارِجُ وَالْحَرُورِيَّةُ وَغَيْرُهُمْ مِنَ الْخَوَارِجِ

“ Ada satu barisan di dalam kaum ini yang membaca al-Quran tetapi bacaan mereka tidak melewati kerongkongannya, mereka telah terlepas dari agama ini (murtad) seperti lepasnya anak panah dari busurnya, sesungguhnya mereka adalah kaum Khawarij dan Huruwiyah dan selain mereka yang masih bagian dari Khawarij “ (Sunan Turmudzi 4/51, derajat hadits shahih)
Dalam kesempatan lainnya, Nabi Saw menjelaskan salah satu cirri-ciri kaum Khawarij sebagai berikut :

يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ، قِتَالُهُمْ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“ mereka telah terlepas dari agama seperti terlepasnya anak panah dari busurnya, peperangan (pembunuhan) yang mereka lakukan terhadap semua orang-orang Islam “ (As-Sunnah Ibnu Abi Ashim 2/441, derajat hadits shahih)

Sudah sepantasnya seorang muslim untuk selalu waspada serta dapat mengenali musuh-musuhnya dan berusaha untuk memenangkan pertempuran ini. Sungguh bodoh dan tak tahu diri bila kita berdiam diri terhadap penjahah akidah ini. Mereka telah siap untuk mengambil wilayah tersuci, yaitu keimanan kita. Pasukan kegelapan yang dipimpin oleh iblis laknatullah kembali menyerang cahaya Islam.
Ideologi wahabisme ini merupakan racun yang sangat berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan beragama. Ideologi ini mulai merambah dan memasuki berbagai sektor penting di negeri ini. Dari satu komunitas ke komunitas lainya. Ideologi Wahabisme adalah ideologi kawin campur antara ideologi komunisme + marxisme + firaunisme + radikalisme + terorisme + devide et empera + Mafioso = sekte penipu, pemanipulasi sejarah, penjagal al-Quran dan al-Hadits, penjilat, penjajah akidah, perusak peradaban, pembunuh, pembantai, musuh Islam, dan sahabat karib syaiton.  
Sebenarnya terdapat ratusan hadits yang menceritakan tentang kaum yang diberi gelar “ ANJING NERAKA “ ini. Tetapi bukan sekarang waktunya untuk menceritakan secara detail siapakah Salafi Wahabi yang sifat, perilaku, tata cara dakwah, dan akidahnya identik dengan kaun Khawarij dan Murjiah ini. Insya Allah tim kami sedang mengumpulkan, menyusun dan menerjemahkan hadits-hadits yang berhubu- ngan dengan Salafi Wahabi di zaman Nabi Saw, yang pada waktu itu dikenal dengan nama Khawarij / Haruriyah.

1 comment:

  1. ya nemang sejarah berkata demikian bahkan negara-negara eropa dan lainnya, selama ini banyak tahu tentang aliran baru yang ada di Saudi diantaranya adalahy WAHABI- yang kemudian diganti nama denganj Salafi !!!

    ReplyDelete