Thursday 11 June 2015

Landasan Hukum Bersedekah Bagi Mayat

Dalil pertama, dari Uqbah ibn ‘Amir  r.a  berkata : bersabda Rasulullah Saw :
إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ عَنْ أَهْلِهَا حَرَّ الْقُبُورِ، وَإِنَّمَا يَسْتَظِلُّ الْمُؤْمِنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ
“ Sesungguhnya sedekah itu tentu benar-benar dapat memadamkan panas kubur bagi penghuninya, sesungguhnya orang mukmin kelak di hari kiamat hanyalah orang yang bernaung dalam sedekahnya  “ (Al-Mu’jam al-Kabir, ath-Thabarani 18/286, Syu’abul Iman, al-Baihaqi 5/49, Musnad Ahmad 27/569 (derajat hadits shahih)

Dalil kedua, dari Anas bin Malik  r.a  berkata : bersabda Rasulullah Saw :
إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَدْفَعُ مِيتَةَ السُّوءِ
“ Sesungguhnya sedekah itu tentu dapat memadamkan amarah Allah dan mengangkat mayat dari keburukan (siksa kubur) “Sunan Turmudzi 3/43 (derajat hadits shahih)

Dalil ketiga, sebagaimana Rasul Agung Saw bersabda :
تَصَدَّقُوا عَلَى اَنْفُسِكُمْ وَ عَلَى اَمْوَاتِكُمْ وَلَوْ بِشُرْبَةِ مَاءٍ فَاِنْ لَمْ تَقْذِرُوا عَلَى ذَلِكَ فَبِأَيَةٍ مِّنْ كِتاَبِ اللهِ فَإِنْ لَمْ تَعْمَلُوا شَيْئًا مِنْ كِتَابِ للهِ فَادْعُوهُ بِاالْمَغْفِرَةِ وَالرَّحْمَةِ فَقَدْ وَعَدَكُمْ بِالْأِجَابَةِ
“ Bersedekahlah kalian untuk diri kalian sendiri dan orang-yang telah mati di antara kalian meskipun hanya dengan seteguk air. Jika kalian tidak mampu (untuk bershadaqah) dengannya, maka (bershadaqahlah) dengan satu ayat dari kitab Allah, dan apabila dengannya kalian masih tidak mampu, maka berdoalah dengan memohonkan ampunan dan rahmat bagi mereka, karena sesungguhnya Allah telah berjanji kepada kalian akan mengabulkan doa “(Tanqih al-Qaul hal. 28, Durrah an-Nashihin, Hayatul Qulub (derajat hadits hasan)

Dalil keempat, sebagaimana yang diriwayatkan dalam shahih Bukhari :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ أُمِّي اُفْتُلِتَتْ نَفْسُهَا، وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، فَهَلْ لَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ»
“ Dari ‘Aisyah r.a, ia bercerita bahwa ada seorang lelaki datang kepada Nabi Saw lalu berkata : “ Ibuku telah meninggal Ya Rasullullah, andai ia dapat berbicara niscaya ia pasti akan bersedekah. Apakah dia mendapat pahala jika saya besedekah atas namanya ? Rasul menjawab : ” Ya dapat ” (Shahih Bukhari 2/102)

Dalam Ruhul Bayan dikatakan :
وَقَدْ يُنْقَطَعُ عَنْهُ الْعَذَابُ بِدُعَاءٍ اَوْ صَدَقَةٍ اَوْ اِسْتِغْفَارٍ اَوْ ثَوَابِ بِحَجٍّ اَوْ قِرَاَءةٍ تَصِلُ اِلَيْهِ مِنْ بَعْضِ أقَارِبِهِ اَوْ غَيْرِهِمْ كَمَا فِى الْفَتْحِ الْقَرِيْبُ
 “ Terkadang adzab pun dihentikan karena doa,sedekah, istigfar atau pahala haji atau bacaan yang dikirim oleh kerabatnya atau orang lain. Demikianlah dikatakan dalam Fathul Qarib “ (Ruhul Bayan 4/418)

Dalam Fathul Muín  dikatakan :
وَتَنْفَعُ مَيِّتًا مِنْ وَارِثٍ وَغَيْرِهِ صَدَقَةٌ عَنْهُ وَمِنْهَا وَقْفٌ لِّمَصْحَفٍ وَغَيْرِهِ وَبِنَاءُ مَسْجِدٍ وَحَفْرُ بِئْرٍ وَغَرْسُ شَجَرٍ مِنْهُ فيِ حَيَاتِهِ أَوْ مِنْ غَيْرِهِ عَنْهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
“ Dapat bermanfaat buat orang mati sedekah yang dilakukan oleh ahli waris si mayat atau oleh orang lain sebagai ganti darinya (atas nama mayat). Antara lain melalui waqaf berupa mushaf al-Quran dan selainnya, membangun masjid, membuat sumur, menanam pohon sewaktu mayat masih hidup, atau penanaman dilakukan oleh dia atas nama si mayat sesudah ia meninggal dunia“ (Fathul Muín 1/431)
Dengan keterangan-keterangan ini jelaslah, bahwa mayat dapat mendapatkan manfaat dari orang-orang yang masih hidup tanpa kecuali.

No comments:

Post a Comment