Thursday, 11 June 2015

Landasan Shalat Sunnat Hajat & Shalat Tobat

اُصَلِّى سُنَّةَ الْحَجَاةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً(مَأمُومًا / اِمَامًا)     ِللهِ تَعَالىَ اَللهُ اَكْبَرُ
 “ Niat saya shalat sunnah hajat dua raka’at  menghadap kiblat (sebagai ma'mum/imam )karena Allah Ta’ala, (kemudian mengucapkan Allahu Akbar sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan daun telinga atau sejajar dengan dada)“
Shalat sunnah hajat dikerjakan minimal 2 raka’at, pada raka’at pertama bada al-Fatihah membaca al-Kafirun satu kali dan pada raka’at kedua bada al-Fatihah membaca al-Ikhlas satu kali.
Hujjatul Islam Imam al-Ghazali di dalam kitabnya Mukasyafatul Qulub  bab. Keuta- maan Tawakal  meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah Saw, bahwa sesungguhnya apabila kefakiran menimpa keluarganya, bersabdalah beliau : “ Berdirilah kamu untuk mengerjakan shalat, dan dengan ini Tuhan-Ku azza wa Jalla telah memerintahkan aku “. Allah Azza wa Jalla berfirman : (Mukasyafatul Qulub hal. 246)
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا
“ dan perintahkanlah keluargamu untuk melaksanakan shalat, dan sabar dalam mengerjakannya“  (QS. 20 / Thaha : 130)
Asbabul Nuzul ayat ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan atau kemakmuran, dan shalat yang diperintahkan di sini bukanlah shalat Dhuha atau Tahajud, tetapi lebih kepada shalat sunnah hajat. Lengkapnya ayat ini berbunyi :
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْئَلُكَ رِزْقاً نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
“ dan perintahkanlah keluargamu untuk melaksanakan shalat, dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang-orang yang bertaqwa“         (QS. 20 / Thaha : 130)
Ali bin Abi Thalib r.a mengatakan : “ Pada peristiwa perang Badar, aku melihat semua yang dilakukan oleh Nabi Saw. Kala itu beliau sujud sambil berdoa “ Ya Hayyu Ya Qayyum “. Kemudian aku mondar-mandir (menunggu beliau selesai), namun beliau masih tetap saja bersujud dan tidak menambah doanya, sampai Allah memberikan kemenangan kepadanya. Peristiwa ini menunjukkan kepada agungnya nama tersebut. (Ruhul Bayan 1/2400)
Hadits ini pun menunjukkan kepada kesunnahan shalat sunnah Hajat dalam sebuah peristiwa besar atau kejadian yang sangat penting untuk dimenangkan.

Dari Abdullah bin Abi ‘Aufa al-Salami, berkata : kami keluar bersama Rasulullah Saw dan beliau bersabda :
مَنْ كَانَتْ لَهُ حَاجَةٌ إِلَى اللَّهِ، أَوْ إِلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِهِ، فَلْيَتَوَضَّأْ وَلْيُصَلِّ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ لِيَقُلْ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ، سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، أَسْأَلُكَ أَلَّا تَدَعَ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا لِي " ثُمَّ يَسْأَلُ اللَّهَ مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ مَا شَاءَ، فَإِنَّهُ يُقَدَّرُ
 “ Barangsiapa yang memiliki hajat untuk di sampaikan kepada Allah atau kepada salah seorang dari kalian, maka berwudhulah dan shalatlah dua raka’at, lalu (setelah selesai shalatnya) bacalah : “ Tiada Tuhan selain Allah Yang Mahapenyantun dan Mulia. Maha suci Allah Tuhan Arsy yang agung. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Wahai Allah aku memohon kepada-Mu pengabulan dengan kasih sayang-Mu, Aku memohon semua hal yang yang dapat menyebabkan rahmat-Mu turun, dan kekayaan dari setiap kebaikan, dan kebaikan dari setiap keburukan, aku memohon kepada-Mu dari dosa-dosa kecualli Engkau ampuni, dan tidak pula kebingungan kecuali Engkau berikan jalan keluarnya, Janganlah Engkau membiarkan suatu keinginan, kecuali Engkau mudahkan, dan janganlah Engkau biarkan kebutuhanku yang Engkau ridhai kecuali Engkau mengabulkannya “, Kemudian Nabi Saw bersadba : “ Mintalah keperluan dunia dan akhirat sekehendakmu, sesungguhnya Allah akan menetapkannya (bagimu seperti doamu itu) ” (Sunan Ibnu Majah 1/441, Musnad al-Bazzar 8/300 (derajat hadits hasan)

Dari Abdullah bin ‘Aufa, berkata : kami keluar bersama Rasulullah Saw dan beliau bersabda :
مَنْ كَانَتْ لَهُ حَاجَةٌ إِلَى اللَّهِ، أَوْ إِلَى أَحَدٍ مِنْ بَنِي آدَمَ فَلْيَتَوَضَّأْ وَلْيُحْسِنْ وُضُوءَهُ، ثُمَّ لِيُصَلِّ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ يُثْنِي عَلَى اللَّهِ، وَيُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلْيَقُلْ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَسْأَلُكَ عَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالْعِصْمَةَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ
“ Barangsiapa yang memiliki hajat untuk di sampaikan kepada Allah atau kepada salah seorang dari bani Adam, maka berwudhulah dan menyempurnakan wudhunya, dan shalatlah dua raka’at, (setelah selesai shalat) pujilah Allah Swt dan bershalawat kepada Nabi Saw, serta membaca doa  “  Tiada Tuhan selain Allah Yang Mahapenyantun dan Mulia. Maha suci Allah Tuhan Arsy yang agung. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Aku memohon semua hal yang dapat menyebabkan rahmat-Mu turun, penguat ampunan-Mu, perlindungan dari dosa-dosa, keberuntungan dari setiap kebaikan, dan keselamatan dari segala dosa. ” (Al-Mustadrak 1/466 (derajat hadits shahih)

Dari Ibnu Mas’ud r.a dari Nabi Saw, beliau bersabda :
تُصَلِّي اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ تَشَهَّدُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ، فَإِذَا جَلَسْتَ فِي آخِرِ صَلَاتِكَ فَأَثْنِ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ كَبِّرْ وَاسْجُدْ، وَاقْرَأْ وَأَنْتَ سَاجِدٌ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ سَبْعَ مَرَّاتٍ، وَآيَةَ الْكُرْسِيِّ سَبْعَ مَرَّاتٍ، وَقُلْ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكُ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ قُلِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمَعَاقَدِ الْعِزِّ مِنْ عَرْشِكَ، وَمُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِكَ، وَاسْمِكَ الْأَعْظَمِ، وَجَدِّكَ الْأَعْلَى، وَكَلِمَاتِكَ التَّامَّةِ، ثُمَّ تَسْأَلُ بَعْدُ حَاجَتَكَ، ثُمَّ ارْفَعْ رَأْسَكَ فَسَلِّمْ عَنْ يَمِينِكَ وَعَنْ شِمَالِكَ، وَاتَّقِ السُّفَهَاءَ أَنْ تُعَلِّمُوهَا فَيَدْعُونَ رَبَّهُمْ فَيُسْتَجَابَ لَهُمْ "
Shalatlah 12 raka’at baik malam atau pun siang, dan bacalah tasyahud satu kali pada setiap dua rakat. Lalu pada saat kamu duduk tasyahud terakhir bacalah pujian kepada Allah Swt dan shalawat kepada Nabi Saw, kemudian bertakbirlah lalu sujudlah, serta bacalah dalam keadaan kamu sujud, al-Fatihah 7 kali, ayat kursi 7 kali, al-Ikhlas 7 kali dan ucapkanlah : ‘ Tiada Tuhan selain Allah Tuhan yang  Esa tiada memiliki sekutu, pemilik kerajaan dan pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala-galanya “ sebanyak 10 kali. Kemudian bacalah : “ Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan segala kemegahan ‘Arsy-Mu dan dari puncak kasih sayang-Mu dari Kitab suci-Mu dan atas Namu-Mu yang sempurna “. Lalu sebutkanlah hajatmu lalu angkatlah kepalamu, lalu ucapkanlah salam ke kanan dan berikutnya ke kiri. Hindarilah orang-orang bodoh, agar jangan sampai mereka mengetahui doa ini, kemudian mereka gunakan doa ini untuk berdoa hingga akhirnya doanya terkabul ”  (Ad-Da’wat, al-Baihaqi 2/18  (derajat hadits hasan)
Imam al-Baihaqi berkata : “ Sesungguhnya doa ini telah teruji kebenarannya, dan diakui sebagai sebab tercapainya hajat “. Aku ingin menyampaikan bahwa hadits ini telah diriwayatkan dalam kitab Doa karya al-Wahidi, dan dalam sanad hadits ini terdapat lebih dari seorang ulama yang menyebutkan bahwa , ia telah mencoba berdoa dengan bacaan doa tersebut dan terbukti kebenarannya. Begitu pula aku telah mencoba berdoa dengan doa ini, dan hasilnya sama, sekali pun di dalam sanad hadits ini ada perawi yang tidak aku ketahui “.
Di dalam kitab Tuhfah adz-Dzakirin, karya Imam Ibnu al-Jazari dalam bab. ini Al-Mundziri dalam kitab at-Targhib wa at-Tarhib setelah memuat hadits ini mengatakan : “ Hadits ini diriwayatkan oleh al-Hakim “. Selain itu ia juga mengatakan : “ Ahmad bin Harb sudah menguji hadits ini dan mengakui kebenarannya. Begitu juga dengan Ibrahim bin Ali ad-Dailami, ia pernah menguji hadits ini dan mengakui kebenarannya. Al-Hakim juga pernah menguji kebenaran hadits ini dan ia mengakui kebenarannya.”

Shalat Sunnat Tobat & Landasan Hukumnya
اُصَلِّى سُنَّةَ الْتَّوْبَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً(مَأمُومًا / اِمَامًا)     ِللهِ تَعَالىَ اَللهُ اَكْبَرُ
 “ Niat saya shalat sunnah tobat dua raka’at  menghadap kiblat (sebagai ma'mum/imam )karena Allah Ta’ala, (kemudian mengucapkan Allahu Akbar sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan daun telinga atau sejajar dengan dada)“
Landasan hukum shalat sunnah tobat adalah : riwayat yang berasal dari Abu Bakar ash-Shiddiq r.a, berkata : aku mendengar Rasulullah Saw bersabda :
مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا، فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ، ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ، إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ، ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ: {وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ} [آل عمران: 135] إِلَى آخِرِ الْآيَةِ
“ Di mana seorang hamba berbuat dosa, kemudian ia bangkit dan berwudhu, lalu ia shalat dua raka’at, setelah itu ia meminta ampun kepada Allah atas dosanya, maka Allah pasti mengampuninya “. Kemudian Nabi Saw membaca ayat “ dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi dirinya sendiri, (segera) mengingat Allah, “ (QS. 3 / Ali-Imran : 135) sampai akhir ayat “ (Sunan Abu Dawud 2/86, Sunan Turmudzi 2/257, 5/228, Sunan Ibnu Majah 1/446, Musnad Abu Dawud ath-Thayalis 1/4, Mushanaf Ibnu Abi Syaibah 2/159, Musnad Ahmad 1/189, 1/219, 1/223, as-Sunan al-Kabir, an-Nasai  9/159, Musnad al-Bazzar 9/160, 1/9,1/23,1/24, Shahih Ibnu Khuzaimah 2/214, Shahih Ibnu Hibban 2/390, al-Mu’jam al-Ausath 1/165, ad-Da’wat al-Kabir, al-Baihaqi 1/245   (derajat hadits shahih/masyhur)

1 comment:

  1. Assalamualaikum,

    Maaf, mau tanya: 12 rakaat itu 6 salam atau 1 salam ?

    Terima kasih

    ReplyDelete