Sesungguhnya umat Islam dalam dasa warsa 200 tahun ini sedang mengalami masa yang paling buruk dalam per- adaban, toleransi beragama dan perkembangan akidah. Umat Islam di zaman ini lemah tak berdaya, karena dikuasai oleh kekuatan materi dan kekosongan kepemimpinan yang ber- kualitas, berjiwa besar dan bernyali.
Tiada lain salah satu penyebabnya adalah jauhnya kaum muslimin dari memahami sejarahnya sendiri. Mereka terlalu sibuk dengan memperjuangkan pangkat, jabatan dan kekayaannya masing-masing, dan enggan untuk memikirkan serta memajukan peradaban agamanya.
Di saat seperti ini, dengan kejeliannya para pemikir licik dari kaum penjajah mulai mencari dan melirik beberapa orang-orang aneh yang tidak memiliki kestabilan jiwa dan minimnya imu pengetahuan tentang Islam. Akhirnya mereka mendapatkan boneka-boneka bodohnya, yaitu MIAW dan para pengikutnya yang mendirikan sekte SALAFI WAHABI yang merupakan reinkarnasi dari kebusukan dan kebobrokan Dinasti Bani Umayah pada awal berdirinya, dan sekte sesat Khawarij yang menjadi musuh abadi dalam selimut bagi kerukunan dan persatuan umat Islam.
Hakikat dari sekte Wahabiyah ini sebenarnya mereka berorientasi kepada pencemaran dan penistaan agama, bukan kepada pemurnian tauhid. Tidak pula untuk mempersatukan umat, tetapi untuk menumpuk kekayaan dan bersekutu dengan musuh-musuh Islam dari kaum Yahudi dan Nashrani. Para ulama mereka bukanlah orang-orang yang berjiwa agamis dan memiliki tingkatan spiritual yang mumpuni. Mereka menutupi kebejatan moralnya dengan berlindung kepada dua kota suci, yaitu Makkah dan Madinah.
Wahabisme adalah paham yang kental dengan doktrinisasi satu arah tentang pengkafiran. Mereka meyakini bahwa pengkafiran kaum muslim yang berbeda dengan mereka adalah menu utama dalam syariat yang dibentuk oleh MIAW, bukan oleh baginda Nabi Saw.
Wahabisme adalah sebuah gerakan yang bertujuan mengelabui umat Islam dari kebenaran sejarah yang otentik. Dengan kekuatan uang real dan kocoran minyak buminya mereka mampu membeli dan menciptakan sejarah baru yang telah habis dimanipulasi dan dimutilasi keasliannya.
Wahabisme menyimpan berbagai penyimpangan dalam teori dan dalam dimensi penerapannya. Dan sekte ini merupakan salah satu ideologi kufur yang menjauhkan keimanan seseorang menjadi kemunafikan, yang akhirnya berlabuh kepada dermaga kekafiran.
Dari dermaga kekafiran inilah mereka menurunkan ribuan prajurit bodohnya untuk mewujudkan impian besar pemimpinnya, yaitu mewujudkan seluruh wilayah di belahan dunia mana pun menjadi beraliran Wahabi. Tidak ada nasab antara sekte Wahabi ini dengan agama Islam. Dengan jutaan propaganda yang tersebar di bilik-bilik kemaksiatan, mereka berusaha untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat muslimin yang awam. Dengan bahasa Arab yang fasih dengan memamerkan gelar Lc atau M.A yang mereka miliki, masya- rakat awam pun menjadi korban penipuan mereka. Padahal semua orang berakal pun tahu, bahwa gelar bukanlah segalanya. Karena yang lebih penting dari gelar adalah kejujuran dan keberanian dalam mengungkapkan kejahatan yang tersembunyi di balik pangkat dan jabatan.
Situasi kehidupan agamis yang timpang di negara-negara Islam menjadi lingkungan potensial dan lahan subur untuk berkembangnya sekte Wahabi ini. Pohon Wahabi yang dahulu kecil sekarang telah tinggi yang berbuah. Kalau tidak kita tebang pohon itu, maka akar-akarnya akan menjerat keimanan kita, hingga kita pun tersesat dibuatnya. Buta di- siang hari dan melihat dalam kegelapan.
Pemikiran yang disebarkan oleh gerakan ini beserta segala yang terkandung di dalamnya, hanya berusaha memisahkan totalitas agama dari semua ruang kehidupan, dan menjadikan agama itu sempit sesempit-sempitnya serta dangkal sedangkal-dangkalnya. Di tambah dengan kebencian terhadap agama Islam dan para pemeluknya itu sendiri. Karena itu sekte Wahabi adalah agama lain dan bukan agama Islam. Supaya terlihat Islami mereka pun mengatas-namakan Islam. Bukankah orang-orang Khawarij, Murjiah dan Qadariah pun mengatasnamakan Islam ? Apakah mereka termasuk dalam barisan kaum muslimin ? Nabi Saw-lah yang meyakinkan kita bahwa mereka kaum murtad, musuh Islam, pembunuh kaum muslimin, pencaci maki terhebat, Dajjal, dan anjing-anjing Neraka. Lalu mengapa kita masih meng- ingkari kebenaran ini dan tidak mengimani Nabi ? Atau jangan-jangan kalian lebih meyakini ulama-ulama sesat kalian dan menyingkirkan nabi dari keyakinan kalian ?
Sejatinya agama baru ini telah terkontaminasi oleh usaha-usaha pemutarbalikkan fakta dan pemalsuan untuk mengganti agama Islam yang lama dengan ajaran agama mereka yang telah dimodifikasi di berbagai tempat, sehingga bila dilihat dari luar tampak seperti agama Islam, padahal agama ini sejatinya, bukan agama Islam yang sejati.
Agama wahabi ini bertolak belakang dengan kemasla- hatan manusia dalam kehidupan dunia dan interaksi sosial di antara mereka. Padahal Nabi Saw adalah individu yang paling sosial terhadap non muslim, lalu mengapa sekte Wahabi ini begitu keras dan kaku terhadap kaum muslim lainnya ?
Sekte Wahabi ini terbukti secara nyata bertentangan dengan kebenaran-kebenaran ilmu pengetahuan dan sejarah yang telah baku dan berlalu. Bahkan, para aktivis dan para ulamanya senantiasa melakukan perubahan dan perombakan terhadap data-data yang telah disepakati kaum muslimin. Hal ini tidak jauh berbeda dengan kaum Nasrani yang setiap tahun mengubah dan merombak isi Injil mereka di Vatikan.
Mereka membentuk tim sukses untuk mengambil alih mesjid-mesjid ahlussunnah dan menghilangkan kebudayaan dan tradisi yang bernilai agama, seperti Yasinan, Mauludan, Shalawatan, Tahlilan, membaca Barzanzi dan hal lainnya.
Dan dengan sok pintarnya mereka berkata “ Hal seperti itu tidak ada di Makkah dan Madinah, tidak bermanfaat, berlebih-lebihan kata mereka yang bodoh dan dungu ini “. Kang ! Makkah dan Madinah tahun sekarang berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Kebiasaan masyarakat dari satu abad ke abad lainnya berbeda tergantung siapa yang menjadi pemimpinnya. Bukankah 200 tahun belakangan ini Makkah dan Madinah dikuasai oleh para Khawarizme yang anti terhadap hal-hal yang disebutkan tadi ?
Kalaulah ritual Yasinan, Tahlilan, Shalawatan, Maulu- dan, dan ziarah kubur tidak ada, pertanyaan sederhananya adalah : “ Mengapa di Indonesia, Brunei, Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar, Philipina, India, Pakistan, Srilangka, Bangladesh, China, Mongolia, Iran, Irak, Suriah, Yordania, Aljazair, Sudan, Libya, Oman, Yaman, Mesir, Turki, Palestina, Maroko, Somalia, Djibouti, dan banyak negara lainnya mela- kukan ritual-ritual tersebut ? Dan hal ini sudah berlangsung sejak 1200 tahun yang lalu berdasarkan apa yang mereka terima dari para sahabat Nabi Saw sampai zaman kita sekarang ini. Sedangkan sebelum pendudukan Mekkah dan Madinah secara paksa oleh kawanan Salafi Wahabi 200 tahun yang lalu, Makkah dan Medinah begitu sejuk, nyaman, harmonis, dan toleransi agama Islam antar mazhab begitu tinggi. Tetapi sekarang, mayoritas penduduk Makkah dan Medinah sudah hilang kelembutan dan toleransinya, yang tersisa hanya pemaksaan kehendak, penjajahan terhadap mazhab lain, dan merasa dirinya lebih suci dari kaum muslim lainnya. Inikah ciri asli penduduk kota tersuci umat Islam ?
Ulama-ulama ahlussunnah wal jama’ah diusir, disiksa dan kalau perlu dibunuh demi memuluskan jalan untuk mengeruk minyak bumi dan menelantarkan rakyatnya. Kalaulah pembaca cerdas, dengan negara sekaya Saudi Arabia yang menjadi negara terkaya sedunia, lalu mengapa rakyatnya masih miskin-miskin ? Pembangunan tata kota terlambat, pertumbuhan ekonomi per desa tidak maju, sarana dan prasarana internasional tidak memadai, hubungan masyarakat terbatas, minim kegiatan-kegiatan yang bertaraf internasio- nal, dan masih banyak lagi keganjilan-keganjilan lainnya.
Hal ini berbanding terbalik ketika kami melihat istana-istana para pewaris tahta kerajaan, atau anak keturunan MIAW dan para syaikh-syaikh Salafi Wahabi ini. Kesederha- naan dan kezuhudan yang menjadi perilaku Nabi Saw dan para sahabat setianya, tidak menempel satu gram pun di hati mereka. Mereka lebih senang dan bangga menonjolkan kemewahan, keterkenalan mereka, kedekatan mereka dengan para amir dan pangeran-pangeran pewaris tahta kerajaan, daripada mencontoh akhlak dan perilaku Nabinya sendiri.
Sebagai pihak berwenang yang melaksanakan agama yang baru ini, mereka menjalin persekutuan busuk dengan para penguasa zhalim lalu memberikan label-label kesucian dan kemaksuman dari semua kesalahan yang mereka lakukan, serta melegalkan segala tindakan kejahatan dan penindasan yang mereka lakukan terhadap penganut mazhab lain, dengan alasan memurnikan ajaran agama. Sudah barang tentu mak- sudnya adalah, memurnikan ajaran agama mereka yang baru dan menghapuskan sedikit demi sedikit ajaran Islam buhun.
Bertolak dari hal seperti itu, para penganut mazhab lain mulai mencari tanah air yang baru, atau mereka harus kembali ke kampung halamannya demi menyelamatkan akidahnya yang suci. Duhai, seandainya kaum ahlussunah memahami betapa berbahayanya gerakan ini, maka mereka akan membersihkan wilayahnya dari pasukan-pasukan setan laknatullah ini dengan harta dan jiwanya.
Tidak ada satu pun nash syar’i yang dapat mereka tunjukan untuk membenarkan tindakan biadabnya tersebut. Karena semua bertolak belakang dengan salah satu sifat ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Bahkan, mereka dengan kesesatannya mengganti slogan Islam tersebut dengan “ Penyesatan akidah lil ‘alamin “.
Dari pemahaman yang sangat kaku ini, maka seluruh bentuk pemikiran yang tidak sesuai dengan pemikiran mereka yang secara nyata telah tersesat, harus mengalami pengucilan dan permusuhan dari pihak kerajaan dan seluruh sekutunya. Suara-suara kebenaran tidak boleh muncul dan harus segera ditindak dan ditindas dengan cara apa pun. Sejak kapan Allah dan Nabi-Nya mengajarkan kurikulum seperti itu ?
Hal ini ditambah dengan perekrutan mahasiswa yang sedang belajar di Makkah dan Madinah di sana. Kemudian dikarenakan hubungan baiknya dengan pemerintah Indonesia akhirnya mereka berhasil menyusupkan antek-anteknya dan membentuk partai baru di Indonesia yang bernafaskan agama. Sudah barangtentu bukan bernafaskan agama Islam sejati, tetapi bernafaskan agama mereka sendiri.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Wakil Ketua PKB Jawa Barat sekarang Kang Wari bin Sayid Abdullah, di dalam bukunya “ ASWAJALOGI Saya Bangga Menjadi Orang NU “ bahwa gerakan ekstrem ini mengubah bentuk tampilannya untuk mengecoh kaum Nahdliyyin dalam bentuk partai, mereka adalah PKS, PAN, PBB, dan sebagian dari PPP.
Ironisnya, bersamaan dengan itu masyarakat menyam- butnya dengan penuh semangat akibat kesalahpahaman mereka, bahwa lulusan universitas Makkah dan Medinah tersebut telah dianggap sebagai para pembawa ilmu yang bermanfaat dan penyandang pengetahuan yang jujur dan benar. Padahal adat istiadat, tatanan dan tradisi yang diserap dan mereka agung-agungkan, oleh para lulusan tersebut tidak lain hanyalah adat istiadat, tradisi dan tatanan masyarakat yang menolak segala hal yang memiliki kaitan atau hubungan dengan salah satu sifat Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Maka kita tidak boleh memberikan tampuk kepemim- pinan dan jabatan serendah apapun kepada mereka di wilayah kita. Sebagaimana pula halnya seluruh media informasi dan komunikasi harus ditutup di depan mereka, sehingga mereka tidak bisa mempublikasikan jati diri mereka di tengah-tengah masyarakat muslim. Masuk akalkah apabila seorang muslim berharap banyak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tentang Islam dan seluruh bentukan syariatnya dari manusia dan sekte yang paling kufur dan dengki terhadap Islam dan seluruh pemeluknya ?
Memerangi dan memusuhi orang yang hanya sekedar menyeru kepada keimanan terhadap Allah semacam ini, sekalipun secara nyata gerakan ini adalah konspirasi terse- lubung yang durhaka terhadap ajaran Islam, mereka masih sempat membanggakan kekufurannya dengan mengingkari bahwa mereka adalah sekawanan makhluk paling kufur yang bergelimang dosa. Tidak tersamar sedikit pun mata ini untuk melihat pergerakan mereka. Dan tidak ada dari seorang muslim pun yang sudi menyambutnya, kecuali orang-orang yang ingin berpisah dengan agamanya.
Tampilan yang ciamik yang mereka sajikan terhadap kehidupan beragama ini bisa menutupi hakikat seruan kufur di mata masyarakat awam. Seingga mereka tidak dapat meli- hat secara nyata akan kekufuran yang ada pada mereka akibat sedikitnya pemahaman dan wawasan mereka terhadap agama.
Mayoritas kaum muslimin tidak menyadari agresi Wahabisme terhadap agama Islam yang sebenarnya. Adapun kaum muslim yang paham akan agamanya, mereka tidak akan membuka peluang sekecil apa pun bagi kaum Wahabi ini. Karena mereka mengetahui seyakin-yakinnya bahwa gerakan wahabi ini lebih kejam dari gerakan apa pun, bahkan mereka tidak segan-segan demi doktrin suci versi mereka, untuk menyingkirkan beberapa bagian syariat Allah dan ranah hukum dalam segala sisinya demi mencapai tujuan busuk dan cita-cita kotornya.
Sejatinya, para penganut Wahabisme ini telah menerjang banyak hal yang dapat membatalkan keislaman mereka. Mereka meyakini bahwa Nabi Saw adalah sebaik-baiknya petunjuk, tetapi dalam praktek di lapangan, justru mereka meyakini bahwa sebaik-baiknya petunjuk bukanlah Nabi Saw, tetapi fatwa para ulamanya walaupun secara terang-terangan fatwa ulama mereka bertolak belakang dengan al-Quran dan al-Hadits.
Penganut ideologi Wahabisme di dunia ini banyak jumlahnya, dan semoga Allah tidak menambah jumlah orang-orang sesat dan menyesatkan ini. Di antara mereka banyak yang menjadi penulis buku, sastrawan dan jurnalis, banyak pula yang menjadi pengajar di beberapa perguruan tinggi dan sejumlah besar orang-orang tersebar pada berbagai media informasi bahkan mampu menguasainya, serta ada juga yang ditempatkan di partai-partai politik sebagai mesin Jackpot, di lembaga-lembaga keagamaan, kepolisian, kehakiman, kejak- saaan, atau yang berprofesi sebagai pengacara.
Semua tingkatan ini saling bantu membantu dan mengerahkan segala potensi yang dimiliki untuk menyebarkan ideologi Wahabisme di tengah-tengah masyarakat, sehingga paham ini merambah di berbagai sektor kehidupan kaum muslimin.
No comments:
Post a Comment