Monday 8 June 2015

Ibnu Taimiyah menganggap Yazid bin Muawiyah berpahala karena memenggal kepala Imam Husain cucu tersayang Rasulullah Saw

Tidak ada masuk akal dan benar-benar di luar kemampuan manusia untuk memahami Ibnu Taimiyah ini. Dalam bab. ini dia beranggapan bahwa Yazid bin Muawiyah tidak berdosa karena telah memenggal kepala Imam Husain. Penulis sebenarnya tidak bisa memahami kebencian seperti apa yang menyebabkan Ibnu Tamiyah dan para pengikut sesatnya yang setia begitu membela dinasti Bani Umayah dan Khawarij ini. Ibnu Taimiyah begitu mengkultuskan dan menyanjung pembunuh terkejam dalam sejarah Islam ini mati-matian. Dan di balik semua itu, Ibnu Taimiyah begitu merendahkan dan menghina keluarga tersuci di muka bumi ini, yaitu keluarga besar Rasulullah saw dan keturunannya.
Lihatlah kebohongan Ibnu Taimiyah dalam memutar balikkan fakta, di mana dia berkata : “ Al-Husain terbunuh dalam keadaan dizalimi dan syahid, ketika informasi terbunuhmya al-Husain ini sampai kepada Yazid dan keluarganya, mereka sakit hati dan menangisi terbunuhnya al-Husain. Yazid berkata, “ Semoga Allah melaknat Ibnu Marjanah (yaitu Ubaidillah bin Ziyad), demi Allah seandainya di antara dia dan al-Husain ada hubungan kekerabatan, pasti ia tidak akan membunuhnya “. (Minhaju as-Sunnah, Ibn Taimiyah 4 / 256)
Kepalsuan dan kebohongan apa lagi ini ? Ibnu Taimiyah benar-benar telah memanipulasi dan memutilasi sejarah sebenarnya. Ibnu Taimiyah berusaha memberikan argumentasi dan fatwa-fatwa yang sepintas masuk akal, dan dan berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan kekejaman dinasti Umayah (Khawarij) ini dari keyakinan mayoritas umat Islam. Ibnu Taimiyah sepertinya benar-benar tidak pernah belajar sejarah Islam secara jujur.
Imam ath-Thabarani di dalam kitabnya berkata : “ Al-Husain bin Ali tidak mau melawan, lalu mereka memera-ginya dan membunuhnya, dan juga membunuh keturunan serta sahabat-sahabatnya yang ikut berperang bersamanya di suatu tempat yang bernama ‘aththaf. Lalu Ali bin Husain, Fathimah binti Husain, dan Sukainah binti Husain dibawa menghadap Ubaidillah bin Ziyad, sedangkan Ali bin Husain pada saat itu masih kecil. Kemudian (Ubaidillah) mengirim mereka menghadap Yazid bin Muawiyah, kemudian (Yazid) menyuruh Sukainah dan membawanya kebelakang singgasa- nanya agar ia dapat melihat kepala ayahnya dan kepala saudara-saudaranya yang lain....kemudian Yazid memukul gigi al-Husain rda (dengan tongkatnya), seraya bersenandung, “ Kami  pecahkan  isi  kepala  orang-orang  yang  dicintai, dan mereka adalah orang yang paling biadab dan paling zalim “.
Kemarahan yang menyeruak memenuhi kalbu para pecinta keluarga Rasul Agung Saw. Mengapa orang biadab seperti Yazid ini yang harus dibela mati-matian oleh Ibnu Taimiyah ?
Telah diriwayatkan pula dalam kitab lainnya :
“ Pada saat pembantaian al-Husain selesai, maka dibawalah kepalanya, lalu kemudian kemahnya dibakar, dan Ali Zainal Abidin bersama mereka digiring ke Damsyik seperti tawanan. Semoga Allah membunuh dan menghinakan orang yang melakukan hal itu, dan orang yang memerintah- kannya, atau orang yang meridhainya “(Syadzaraati Dzahab fi Akhbari Man Dzahab, 1 / 67 Ibnu Imad al-Hanbali ad-Damsyik)
Telah diriwayatkan pula, “ Ketika al-Husain tergeletak beberapa menit, setelah perlawanannya berakhir. Sekonyong-konyong Syabts bin Ruba’i menyeruak dari barisan dan bergegas menuju al-Husain yang telah kehilangan tenaganya. Namun secara tak terduga lelaki yang terkenal beringas itu kembali ke barisannya.
“ Hai, mengapa kau kini jadi penakut ? Mengapa kau batalkan niatmu untuk membunuh al-Husain ? “ tegur Sinan bin Anas mengejek.
“ Hai keparat, tahukah kau, ketika ia tiba-tiba membuka matanya dan seketika itu juga aku melihat wajah kakeknya Muhammad “, bantah Syabts bin Ruba’i.
“ Kau memang penakut ! “ kata Sinan sambil memisah- kan diri dari barisannya menuju tubuh al-Husain yang lunglai tak bergerak.
Ketika hendak mengayunkan pedangnya ke arah leher al-Husain, Sinan tiba-tiba melepaskan pedangnya dan lari meninggalkan tubuh yang sudah tak berdaya itu sendirian “.
“ Hai penakut, mengapa engkau lari terbirit-birit “ ejek Syimir.
“ Sungguh wajahnya begitu mirip dengan Muhammad “, jawab Sinan sambil menundukkan wajahnya.
“ Dasar keturunan pengecut “ kecam Syimir. Syimir pun menghampiri tubuh al-Husain. Kemudian manusia yang berwajah buruk itu duduk di atas dada al-Husain.
“ Hai Husain, jangan enagkau samakan aku dengan kedua orang pengecut tadi “ sementara tangan kirinya mempermainkan jenggot al-Husain.
“ Siapa kamu  apa yang membuatmu begitu biadab ? “ tanya al-Husain dengan suara terputus-putus.
“ Syimir Dzil Jausan “, jawabnya singkat sambil menghunus pedangnya.
“ Tahukan siapa orang yang sedang engkau duduki ? “ Siapakah aku ? “ tanya al-Husain.
“ Ya aku mengetahuinya, engkau adalah al-Husain putra Ali dan Fathimah binti Muhammad binti Khadijah “, jawabnya datar.
“ Lalu mengapa kau masih berniat membunuhku ? “ tanya al-Husain yang mulai merasakan dadanya sesak
“ Aku mengharapkan imbalan dari Yazid “, sahutnya
“ Tidakkah engkau mengharapkan syafa’at kakekku Rasulullah ? tanya al-Husain.
“ Hai Husain, sedikit imbalan dari Yazid lebih aku sukai daripada imbalan dari ayah, kakek dan nenak moyangmu “ bantah Syimir sambil tertawa keras.
“ Kalau kau memang harus membunuhku, maka berilah aku sedikit air minum terlebih dahulu “ pinta al-Husain.
“ Ooh itu mustahil aku lakukan untukmu. Kau akan mati tercekik kehausan. Sedikit air akan memperpanjang pertempuran. Bersabarlah sedikit, karena tak lama lagi kau akan diberi minum air telaga oleh kakekmu. Bukankah begitu ? ujarnya sambil tertawa menghina.
Mendadak Syimir terdiam dan setelah itu al-Husain berkata, “ bukalah kain penutup wajahmu ! “
Syimir membuka tabir wajahnya, dan menutupnya kembali.
“ Benar ucapan kakekku “ ujar al-Husain
“ Apa yang dikatakan oleh kakekkmu ? “ tanya Syimir
“ Kakekku berkata, bahwa pembunuh aku adalah seorang yang wajahnya sangat buruk, tubuhnya dipenuhi bulu kasar, hingga penampilannya tidak dapat memikat wanita manapun, bahkan lebih mirip dengan babi hutan “ sahut al-Husain seraya memalingkan wajahnya.
“ Bedebah kau ! terkutuklah kau dan kakekmu yang menyamakan aku dengan babi hutan. Akan aku sembelih kau secara perlahan-lahan sebagai balasan atas ucapan kakekmu itu “ Syimir berkata dengan penuh dendam dan kebencian
Syimir memulai sayatan demi sayatan hingga satu persatu terlepaslah semua anggota badan al-Husain. Ketika Syimir memindahkan pedangnya yang tajam dan panjang ke depan leher al-Husain, pedang itu tidak mampu memotongnya karena bagian depan lehernya al-Husain sering diciumi oleh Nabi Saw.
Maka Syimir pun memindahkan pedangnya ke arah belakang lehernya, dan kepala al-Husain itu digerak-gerakkan ke kanan dan ke kiri oleh manusia terlaknat itu. Gema tangisan dan raungan wanita-wanita keluarga Abdul Qasim yang membumbung dan membelah angkasa mengawali adegan pemisahan leher al-Husain dari tubuhnya. Tubuh yang penuh luka itu menggelepar-gelepar ketika pedang itu menyisit permukaan kulit leher al-Husain.
Setelah selesai adegan biadab ini, tubuh pemimpin para pemuda surga itu terkoyak-koyak. Dan untuk menyem- purnakan kebiadabannya, pasukan Yazid melemparkan tubuh mulia itu ke barisan ratusan kaki kuda. Sehinga tubuh suci itu pun di injak-injak oleh ratusan kuda, Manusia-manusia terkutuk ini kemudian menendang-nendang kepala al-Husain ke sana  kemari  seperti  anak-anak  kecil  yang  sedang   bermain bola. Mereka tertawa terbahak -bahak dengan kerasnya.
Tak lama setelah peristiwa mengenaskan itu terjadi, lewatkah sekelompok pedeta Nasharani dan bertanya kepada pasukan Yazid, “ Sepertinya baru terjadi peperangan yang besar di sini ? “
Mereka menjawab, “ Benar, kami telah membunuh dan mencincang Husain bin Ali dan keluarganya “, seru mereka dengan bangga.
Dengan penuh keheranan pendeta Nashrani itu berkata : “ Husain dari cucu Nabi kalian ? “ alangkah kejam dan biadabnya kalian. Di negeri kami masih ada keturunan pemelihara keledai Nabi Isa a.s di mana kami membuang nazar, dan kami sangat menghormatinya, sebagaimana kami menghormati kitab suci kami. Sementara al-Husain adalah cucu dari Nabi kalian, ternyata kalian berada di jalan yang sesat dan menyesatkan “. Akhirnya pendeta Nasrani dan pengikutnya itu masuk Islam. (Shawa’iq al-Muhriqah 2 / 569, Ibnu Hajar al-Haitami)
Orang-orang biadab inikah yang dinilai berpahala karena membunuh dan menyayat-nyayat tubuh cucu terkasih Rasulullah Saw ? Lihatlah semangat dinasti Umayah (Khawarij) yang masih hidup pada saat ini. Di mana kita melihat sekelompok orang yang tidak mau memuliakan dan menghormati keluarga Nabi Saw, maka merekalah Khawarij pada zaman ini. Mereka adalah musuh abadi Islam.
 Peristiwa yang terjadi pada masa lalu tentang penghinaan dan pelecehan terhadap keluarga Baginda Nabi Saw, merupakan pengulangan sejarah yang persis sama dengan detail-detailnya. Yang berbeda hanya settingannya di buat sedemikian rapi dan terselubung.
Merekalah yang menghancurkan kebudayaan Islam merusak tempat-tempat bersejarah, menghilangkan hubungan dengan kenabian itu sendiri, menghilangkan data sejarah yang sebenaranya, membakar kitab-kitab sejarah dan keilmuan dalam Islam, memporak-porandakan kedamaian dan ketentraman dalam Islam.
Target utama mereka adalah menghancurkan Islam, akidah risalah dan pemikiran islam. Target mereka adalah memerangi al-Quran dan As-Sunnah. Saat ini sudah tampak dengan jelas, bahwa peperangan terhadap Islam telah dimulai kembali.  Dahulu memang telah ada kospirasi musuh terhadap Islam, Tetapi tidak seberani pada saat sekarang ini.   Sekarang mereka memerangi Islam tanpa basa-basi. Inilah kenyataan yang kita rasakan pada saat ini. Karena mereka ingin menghidupan, melestarikan dan mengembangkan kembali kejayaan dan kebiadaban “ Khawarizme “ sebagai bentuk balas dendam terhadap kemuliaan keturunan Rasululullah Saw.
Ada upaya besar-besaran yang dilakukan oleh negara Saudi Arabia dan sekutunya, sehingga memakan biaya milyaran dollar dalam bidang pemikiran, kebudayaan, media masa  dan  politik,  baik  bersifat publik  atau eksklusif bahkan lebih dari yang kita bayangkan, demi menciptakan opini terhadap dunia seperti sekarang ini. Bahwa Islam Khawarij atau Wahabilah yang benar-benar eksis dan paling benar.
Mereka telah menghancurkan tempat-tempat suci, membumi hanguskan makam-makam keramat dengan berdalih “ menghilangkan kemusyrikan, menghapus khufarat, menegakkan sunnah, memelihara keyakinan umat Islam dan berbagai alasan lainnya yang “ mempesoana “ kaum yang bodoh walaupun mereka seperti terpelajar dan terdidik.
Banyak buku-buku yang terdapat di perpustaakaan-perpustakaan besar Islam dibuat oleh musuh-musuh Islam. Serta merupakan karya besar dari “ agen intelejen “  mereka. Kalaupun ada buku yang berbicara tentang kebenaran Islam bukunya tidak banyak beredar, bahkan banyak dari “ kaki tangan “ memereka memborong buku ini bukan untuk dibagikan kepada umat Islam, tetapi untuk dilenyapkan dan dihancurkan. Kemudian kitab-kitab rujukan milik mereka diperbaharui kembali sesuai dengan niat dan rencana busuk dan jahat mereka terhadap agama yang agung dan suci ini.
Musuh-musuh Islam sekarang menyiarkan acara televisi dengan mengahdirkan para mubaligh yang tidak mengerti tentang Islam. Mereka membaca al-Quran dihadapan para pemirsa dan menafsirkannya sesuka mereka. Mereka ingin memberitahukan kepada umat Islam, bahwa siapa pun boleh berijtihad, karena al-Quran milik umat Islam, as-Sunnah  milik  umat  Islam,  barangsiapa   yang   ijtihadnya
Benar akan mendapatkan dua pahala, sedangkan yang salah akan mendapatkan satu pahala. Kebodohan apa lagi ini ?
Katakanlah kepada kami, siapa  yang sebenarnya menjadi sasaran pembunuhan dan pengancuran tersebut, apakah orang-orang Nasrani dan Yahudi ?... tidak ! yang menjadi sasaran pembunuhan dan penghancuran tersebut adalah saudara-saudara kita yang mengucapkan kalimat syahadat seperti kita.
Lalu apalah artinya apabila al-Quran dikesampingkan dari Islam, atau apalah artinya orang yang mengaku beragama Islam tetapi tidak mau menjaga akidah dan risalah suci ini ? Akankah Islam menjadi sebuah agama apabila tidak ada al-Quran ? Inilah yang terjadi di dunia ini. Musuh-musuh Islam elalu melakukan propaganda besar-besaran terhadap konspi- rasinya ini.
Saudara-saudaraku sekalian, sekarang saya katakan dengan sejelas-jelasnya, bahwa saya tidak bermaksud untuk mengajak seluruh masyarakat Islam dan dunia untuk bangkit berperang. Kami tidak ingin memaksakan kebenaran agama ini kepada siapa pun. Sejarah kami membuktikannya seperti itu. Akan tetapi pada saat yang sama, kami para pengikut setia Nabi Saw. Kami secara tegas menolak pelecehan terhadap kebenaran agama kami, terhadap Rasul kami, terhadap al-Quran kami oleh siapa pun di dunia ini.
Ketahuilah, bahwa masalah yang sebenarnya bukan- lah  seringan  yang  pembaca pikirkan. Target sebenarnya adalah Islam, al-Quran serta kebencian yang memuncak kepada semua keturunan Rasulullah Saw. adalah sasarannnya. Ketika mereka menyatakan perang terhadap al-Quran, maka ini bukan terhadap Sunni dan  Syi’ah saja. Atau perang terhadap tokoh-tokoh revolusi Islam, atau terhadap kaum-kaum tradisional, atau selain mereka. Karena al-Quran adalah kitab suci bagi mereka semua, kitab suci bagi kami dan kita semua. Karena al-Quran adalah agama bagi kita dan mereka semua. Peperangan yang terjadi adalah dengan al-Quran, as-sunnah keluarga Nabi Saw dan dengan Islam.
Yang dilakukan musuh-musuh Islam pada saat ini, silahkan anda lihat internet, adalah menggelar perang terbuka terhadap al-Quran. Saya tidak bermaksud untuk mengundang amarah dan memancing emosi umat Islam agar mengangkat senjata. Saya hanya mengajak seluruh umat Islam yang ber- akal dan beriman secara total kepada kebenaran yang paling benar, untuk segera mengerahkan seluruh kemampuan intelektual, politik, sosial budaya, dan media masa untuk menghadapi serangan ini. Tetapi apabila kita dipaksa untuk menggunakan senjata, maka kita pun akan menghadapinya dengan senjata.
Tetapi kita tidak boleh berpangku tangan terhadap musuh-musuh Islam, menafsirkan dan menerjemahkan al-Quran sesuai dengan kehendak dan keinginan kelompok mereka, Saya mengajak seluruh ulama Islam, seluruh gerakan-gerakan Islam, para penguasa Islam, untuk memainkan perannya masing-masing, dalam membela agama mereka yang menjadi target serangan musuh pada zaman ini. Sama dengan ketika Geoerge Bush memberikan dua pilihan kepada seluruh dunia, berpihak kepadanya atau kita digolongkan sebagai teroris. Kami umumkan sejelas-jelasnya, bahwa kami siap dan rela mengorbankan seluruh yang kami miliki untuk membela al-Quran, Nabi Saw beserta keturunanya dan agama kami. Setiap umat memiliki cita-cita dan impian, apabila bukan kita yang membela dan memperjuangkan impian tersebut lalu siapa lagi ?
Kami juga tidak ingin hidup dalam keadaan hina dikarenakan terus-terusan diserang oleh musuh-musuh Islam.  Di sini saya kembali mengajak kepada seluruh umat Islam, untuk merasa bertanggung jawab terhadap nasib agama kita pada saat ini. Secara khusus lagi saya mengajak umat Islam untuk menghindari perpecahan, permusuhan, kebencian dan konflik serta perselisihan internal. Baik perselisihan dalam bidang akidah, fikih, pemikiran ataupun dalam bidang sejarah. Umat Islam dituntut untuk saling bersatu, mem- bantu, dan saling tolong menolong sesama mereka.
Perlu diketahui bahwa tidak ada satu pun tokoh Islam yang menawarkan dan meneriakan solusi perdamaian Islam. Yang artinya seorang Syi’ah harus menjadi Sunni, dan seorang Sunni pun harus menjadi seorang Syi’ah. Atau penganut Imam Syafi’i menjadi pengikut Imam Malik. Atau pengikut Syiah Imamiyah menjadi pengikut Syiah Zaidiyah, tidak sama Syiah Imamiyah menjadi pengikut Syiah Zaidiyah, tidak sama sekali, dan bukan itu tujuan hakikinya.
Biarkan penganut Sunni dengan Sunninya yang benar, Syiah dengan Syiahnya yang benar. Biarkan setiap orang untuk memeluk mazhabnya masing-masing. Biarkan masing-masing orang memilih mazhab yang disukainya, akan tetapi bukankah terdapat medan yang sangat luas yang menjadi pijakan bersama antara umat muslimin, berupa akidah, pemikiran-pemikiran, nilai-nilai dan konsep-konsep islam, hukum-hukum dan furu’ ?
Mengapa kita tidak memulainya dari medan yang luas dan menjadi pijakan kita bersama ini ? Bukankah umat Islam memiliki kepentingan besar bersama menyangkut kepenti- ngan seluruh umat Islam di dunia ? Mengapa kita tidak bergandengan tangan, saling menggengggam erat tangan kita, demi mempertahankan kemaslahatan kita bersama ? Yang bukan hanya milik kelompok Sunnah atau Syiah,  atau kelom- pok Islam lainnya. Khususnya di zaman ini, ketika Islam yang kita anut, al-Quran yang kita imani, Rasul yang kita imani kerasulannya, ini adalah target dari perang terbuka ini. Dengan penuh rasa sesal saya katakan, bahwa di dunia Islam ini masih ada juga kelompok Islam yang bersikeras mencip- takan berbagai fitnah dan kekacauan di antara umat Islam. Masih ada juga kelompok Islam yang sampai sekarang menggunakan dana yang besar untuk mencetak berbagai kitab dan mengkafirkan kelompok Islam lainnya.
Untuk memprovokasi dan berbuat aniaya terhadap umat Islam., ini sangat menyedihkan sekali. Seharusnya dana-dana besar seperti itu digunakan untuk memperkenalkan ajaran Islam dengan menggunakan berbagai bahasa asing, kepada dunia internasional yang memahami Islam sebagai agama teroris. Ada sebagian dari umat Islam yang memper- tahankan konflik dan perpecahan yang terjadi di dalam Islam ini. Lalu ada sekelompok orang memasuki masjid Syiah di Pakistan yang sedang shalat dan membunuh seluruh orang di dalamnya. Setelah itu mereka pun memasuki masjid Sunni yang terdapat orang sedang shalat di dalam,nya dan mereka pun membunuh seluruhnya.
Siapa yang berada di belakang ini semua ? Seluruh orang-orang yang memiliki perhatian terhadap Islam menge- tahui jawabannya. Bahwa mereka adalah tentara bayaran dari dinasti Khawarizme. Bukankah telah tiba waktunya bagi mereka untuk mengoreksi diri dan takut kepada Allah karena sikap buruk mereka terhadap agama, al-Quran, Nabi, dan orang-orang salih dari kalangan mereka ?. Justru dana-dana besar yang mereka miliki ini digunakan untuk memecah belah umat Islam, atau satu kelompok dengan kelompok yang lainnya. Ada apa dengan kelompok Islam yang sering menggunakan logika pengkafiran ini ?
Padahal tidak ada sedikitpun perbedaan dalam hal ushuluddin (prinsip-prinsip agama). Sebagian orang meng- kafirkan  sesama  saudaranya  dikarenakan  perbedaan   dalam
beberapa masalah fikih, tradisi dan kalimat. Siapakah yang memberi kalian wewenang tentang hal ini ?  Ibnu Taimyah, Ibnu Abdul wahhab ataukah iblis ?
Untuk mengelompokkan umat  Islam menjadi muslim dan Kafir. Dan memvonis umat Islam yang berbeda pemaha-man dengan kalian sebagai orang-orang yang telah keluar dari ajaran dan ruhnya agama Islam sesuka kalian ?
Saya mengajak kepada seluruh umat Islam untuk kembali mempertimbangkan kembali situasi dan kondisi yang tengah kita alami saat ini. Sambil senantiasa waspada bahwa landasan Islam yang kita anut ini sedang dalam bahaya besar. Bukan mazhab tertentu, bukan ijtihad tertentu, bukan pula aliran tertentu. Siapa pun tidak boleh berpangku tangan dalam menyikapi persoalan ini, apalagi takut atau mundur dari gelanggang arena.
Kita sangat membutuhkan pemahaman yang dilandasi oleh pemahaman sejarah yang benar serta sesuai dengan tuntutan zaman yang original. Kita membutuhkan persatuan, semangat jihad, berani mati syahid, yang kita pelajari dari Rasulullah Saw. Semangat yang mengajarkan kita, adalah semangat untuk melestarikan, dan menjaga kehormatan agama Islam. Dengan mengorbankan nyawa dan apa pun yang kita miliki.
Dan sebagai penutup dari bab. Ini saya akan perlihat- kan kembali dua buah dalil di mana Ibnu Taimiyah benar-benar merestui pembantaian Imam Husain oleh Yazid.

ويزيد ليس بأعظم جرما من بنى إسرائيل كان بنو إسرائيل يقتلون الأ نبياء وقتل الحسين ليس بأعظم من قتل الأ نبياء

“ Yazid tidak lebih jahat dari Ban Israil, sedangkan Bani Israil saja membunuh para Nabinya, maka membunuh al-Husain tidak lebih jahat daripada membunuh para nabi “ (Ibid 2 / 247)


Lihatlah kehancuran akidah yang dimiliki oleh Ibnu Taimiyah. Bisa-bisanya dia berkata bahwa pembunuhan yang dilakukan oleh Bani Israil terhadap nabinya bukan sebuah kesalahan dan dosa. Bahkan dia masih juga membela Yazid bahwa membunuh al-Husain merupakan hal biasa saja. Apakah orang seperti Ibnu Taimiyah ini yang harus dijadikan imam umat ? Tidak ada ada satupun orang yang berakal dari umat ini yang beranggapan sebagaimana keyakinan Ibnu Taimiyah.   Ibnu Taimiyah menganggap pembantaian yang dilakukan Yazid sebuah penghalalan terhadap apa yang telah diharamkan Allah di dalam al-Quran. Bukankah Allah Swt telah berfirman :

 ولاَ يَقْتُلُونَ ٱلنَّفْسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلاَّ بِٱلْحَقِّ

 “ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (untuk membunuhnya) kecuali dengan sebab yang benar “ (QS. 25 / al-Furqan : 68)

Allah Swt telah mengharamkan pembunuhan secara sadis dan batil. Lalu Ibnu Taimiyah datang dengan fatwa menghalalkan pembunuhan Imam Husain. Betapa bodoh dan dungunya dia.

Di dalam ayat lainnya  Allah Swt berfirman :

هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَىٰ مَن تَنَزَّلُ ٱلشَّيَـٰطِينُ * تَنَزَّلُ عَلَىٰ كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ * يُلْقُونَ ٱلسَّمْعِ وَأَكْثَرُهُمْ كَـٰذِبُونَ *

“ Apakah akan Aku beritahu kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun ? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta dan banyak dosanya. Mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu, dan kebanyakan mereka adalah para pendusta “  (QS. 26 / Asy-Syua’ra : 221 – 223)

Ketika setan-setan turun kepada para pendusta agama, maka para pendusta agama itu telah menjadi walinya setan. Menjadi washilah (perantara) antara setan manusia yang satu dengan para pengikutnya. Dan mereka satu mazhab dalam kesesatan, yaitu mazhab setan. Hal ini bukan propaganda dan tipu muslihat, karena Allah telah berfirman :

وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ ٱلرَّحْمَـٰنِ نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطَـٰنًا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٌ  *

“ Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Rabb) Yang Mahapemurah (al-Quran), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya “.  (QS. 43 / Az-Zuhkruf : 36)


Apabila “ kawan gerotnya “ Ibnu Taimiyah adalah setan-setan yang terkutuk, maka bisa dipastikan bahwa fatwa-fatwanya pun fatwa setan. Rasulullah Saw bersahabat dengan Jibril, para wali Allah bersahabat dengan raja jin muslim yang shalih, eeeh Ibnu Taimiyah malah bersahabat dengan setan. Kemudian para pengikut sesatnya pun memuja dan memuji Ibnu Taimiyah setinggi langit. Apakah bukan sebuah per- buatan bid’ah yang menyesatkan ketika seseorang meng- kultuskan seseorang yang bermazhab setan ?
Inilah pola pikir yang rendah dan tidak berkualitas yang dimiliki oleh setan dan para pengikutnya. Orang yang memuja dan memuji Nabi Saw dikatakan kafir dan musyrik, karena mengkultuskan Nabi Saw tidak ada dalilnya kata mereka. Lalu mana dalilnya yang mengatakan bahwa memuja dan memuji serta mengkultuskan Ibnu Taimiyah adalah perbuatan sunnah ? Wahai para pengikut mazhab setan ? coba kalian jawab pertanyaan sederhana ini.

No comments:

Post a Comment