Saturday, 13 June 2015
Allah Swt Menciptakan Langit dan Bumi Dalam 7 Hari
Hadits ini merupakan hadits yang masyhur dan banyak diimani oleh kaum muslimin. Bahkan tidak sedikit para penceramah membawakan hadits ini tanpa meneliti kembali matan haditsnya. Inilah selengkapnya hadits tersebut.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: أَخَذَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِي فَقَالَ: خَلَقَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ التُّرْبَةَ يَوْمَ السَّبْتِ، وَخَلَقَ فِيهَا الْجِبَالَ يَوْمَ الْأَحَدِ، وَخَلَقَ الشَّجَرَ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، وَخَلَقَ الْمَكْرُوهَ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ، وَخَلَقَ النُّورَ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ، وَبَثَّ فِيهَا الدَّوَابَّ يَوْمَ الْخَمِيسِ، وَخَلَقَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ بَعْدَ الْعَصْرِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ، فِي آخِرِ الْخَلْقِ، فِي آخِرِ سَاعَةٍ مِنْ سَاعَاتِ الْجُمُعَةِ، فِيمَا بَيْنَ الْعَصْرِ إِلَى اللَّيْلِ»
“ Dari Abu Hurairah, berkata : Memegang Rasulullah Saw dengan tangannya dan bersabda : “ Allah Azza wa Jalla menciptakan bumi pada hari Sabtu, menciptakan gunung-gunung pada hari Ahad, menciptakan pepohonan pada hari Senin, menciptakan sesuatu yang dibenci pada hari Selasa, menciptakan cahaya pada hari Rabu, menyebarkan hewan melata pada hari Kamis, menciptakan Adam setelah Ashar pada hari Jumat di akhir penciptaan, detik-detik akhir di hari Jum’at antara Ashar menuju malam “(Shahih Muslim 4/2149, Musnad Ahmad 14/82, Musnad al-Bazzar 15/35, as-Sunan al-Kabir 10/20, Musnad Abu Ya’la 10/513, Shahih Ibnu Khuzaimah 3/117, Shahih Ibnu Hibban 14/30, al-Mu’jam al-Ausath 2/303, al-Asma’ wal Shifat, al-Baihaqi 1/73 (derajat hadits dhaif/maudhu fil matan)
Bila kita perhatikan hadits di atas dengan seksama, maka Allah menciptakan alam semesta ini dalam tujuh hari yang dimulai dari hari Sabtu s/d Jum’at. Hadits ini bertentangan dengan nash al-Quran, di mana Allah Swt berfirman :
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّماواتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّراتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعالَمِينَ
“ Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah ! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam ” (QS. 7 – al-‘Araf : 54)
Tentang penciptaan alam semesta selama enam hari ini difirmankan pula di dalam enam tempat lainnya : QS.10 – Yunus : 2, QS.11 – Hud : 7, QS.25 - al-Furqan : 58, QS.32 – as-Sajadah : 3, QS.50 – Qaf : 37, QS.57 – al-Hadid : 3.
Sangat aneh bila para muhaditsin sekelas Imam Muslim, Imam Ahmad, Imam al-Bazzar, Imam al-Baihaqi, Imam Abu Ya’la, Imam Ibnu Khuzaimah, Imam Ibnu Hibban, dan Imam ath-Thabarani tidak mengetahui tentang penciptaan bumi dan langit selama enam hari. Ataukah hadits-hadits tersebut adalah hadits palsu yang “ diselundupkan “ dalam kitab-kitab mereka ? Apabila kita yakini bahwa hadits ini sebagai hadits palsu lalu mengapa ulama hadits dari zaman ke zaman seperti tertidur dan tidak bereaksi atasnya ?
Setidaknya saya perlu untuk memasukkan kritik dan pengamatan al-Imam al-Hafizh Ibnu Qutaibah tentang banyaknya hadits-hadits palsu sbb :
Menurut kami, hadits ini bukan berasal dari Rasulullah Saw dan sahabat. Ia tidak lain adalah salah satu cerita zaman dahulu yang diriwayatkan oleh ahli Kitab. Orang-orang yang mendengar cerita tersebut lalu menceritakannya kembali.
Orang-otang zindik yang ingin merusak dan mengotori Islam dengan hadits-hadits buruk dan mustahil.
Cerita para pendongeng kisah zaman dahulu. Cerita-cerita ini menarik perhatian orang-orang awam. Pada saat itulah mereka menambahkan bumbu cerita-cerita ter- sebut dengan kemungkaran, keanehan, dan kebohongan pada hadits. Orang awam yang mendengar cerita tersebut terkagum-kagum dan menerimanya tanpa pertimba- ngan logika dan akal sehat.
Cerita terdahulu yang diceritakan oleh orang-orang pada zaman jahiliyah. Cerita ini mirip dengan hadits khurafat (khayalan). (Ensiklopedia Hadits Ta’wil Mukhtalaf al-Hadits hal. 302-308)
Bila kita teliti kembali matan hadits tersebut, mulai hari Sabtu s/d Selasa Nabi Saw menggunakan kata “َخَلَقََ ” (menciptakan) dan pada hari Rabu menggunakan kata “ بَثَّ ” (menyebarkan) dan pada hari Kamis dan Jum’atnya kembali menggunakan kata “خَلَقََ ”. Atau mungkin saja penciptaan hewan melata diciptakan pada hari Selasa dan menyebarkannya pada hari Rabu, sehingga hitungannya tetap enam hari sebagaimana dinyatakan di dalam al-Quran. Tetapi bila seperti itu, artinya ada satu hari yang kosong dari penciptaan-Nya yaitu hari Rabu. Wallahu A’lam bish-Shawab
Imam Ismail Haqqi al-Buruswi memberikan penjelasan yang sangat bagus tentang tafsir firman-Nya : “Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari ” di dalam Ruhul Bayan surat al-‘Araf : 54 di atas sbb : “ Ketahuilah, bahwa Allah Swt dengan sifat kuasa-Nya dan penciptaan-Nya mengadakan langit dan bumi. Dengan sifat pengaturan-Nya dan kebijaksanaan-Nya, Dia menciptakan keduanya dalam waktu enam hari. Dalam enam hari itu Allah menciptakan enam jenis makhluk. Pertama, penciptaan ruh (tanpa jasad), kedua, alam malakut yang termasuk di dalamnya malaikat, jin dan setan serta berbagai kera -jaan langit. Termasuk kepada alam malakut pula ialah alam akal yang tersendiri dan tersusun, ketiga, ialah penciptaan meteri, seperti bintang gemilang (planet), manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan, barang tambang dan lain-lain, keempat, benda-benda yang merupakan benda-benda halus yang luas lagi tinggi seperti : Arasy, kursi, langit, surga dan neraka, kelima, ajsam mufradah (jasad yang tersendiri) yaitu unsur yang keempat, keenam, ajsam murakkab (jasad yang tersusun) dari unsur-unsur lagi katsif (nyata oleh indera). Setiap ciptaan itu diungkapkan dengan yaum, jika tidak demikian, maka hari-hari yang bersifat zamani itu belum lagi ada sebelum terciptanya langit dan bumi.
Dan dalam menafsirkan firman yang sama di dalam QS. 11 – Hud : 7 beliau mengatakan : “ Langit diciptakan dua hari, bumi dalam dua hari, berbagai jenis satwa, nabati, dan lain sebagainya yang ada di atas bumi diciptakan dalam dua hari sebagaimana yang dikemukakan dalam surat Ha Mim Sajdah. Tidak disebutkan penciptaan apa yang ada di dalam bumi karena ia akan tercipta kemudian (melalui proses). Yang dimaksud dengan enam hari ialah enam masa karena yang dimaksud dengan yaumun ialah hari keadaan yang disebut sekarang. Ia merupakan zaman tunggal yang berubah dan terbagi, sebagaimana telah diterangkan. Atau maksudnya bahwa penciptaan itu kira-kira selama enam hari menurut ukuran hari dunia yang diawali dengan hari Ahad dan diakhiri dengan Jum’at. Hari sebagaimana yang dikenal ialah masa keberadaan matahari di atas bumi, dan hal itu tidak akan tergambar ketika langit dan bumi sendiri belum ada. Atau maksudnya ialah hari akhirat yang lamanya 1000 tahun menurut perhitungan manusia sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas r.a. Penciptaan langit dan bumi dilakukan secara berangsur-angsur, meskipun kalau Dia berkehendak, niscaya penciptaan itu kurang dari sekejap mata. Hal itu mendorong manusia supaya bertindak tidak tergesa-gesa dalam berbagai hal. Boleh jadi pengkhususan dengan jumlah tertentu karena dipandang dari segi aneka makhluk berupa benda-benda mati, barang tambang, tetumbuhan, binatang dan ruh “.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Akhy🙏🏻
ReplyDeleteApakah ada link aplikasinya?
Sangat menunjang penulisan buku yang sedang saya garap "Mi'raj MEngenal Tuhan Melalui Ciptaan-Nya dalam Perspektif Sains Empiris dan MEtafisika - relevansi teologi, filsafat, tauhid, tasawwuf dan sejarah penciptaan alam semesta (al'Alamin, Universum, The Hole Universe). Cuplikan frafmentasi sub pasal2-nya yang sudah terpublis,diantaranya seperti dapat dikunjungi dalam (googling)"Komentar Artikel Bumi Datar Tidak Bergerak atau Bulat Bergerak, Mengapa Kita Tidak Merasakannya. Doa kita bersama, semoga kelak bermanfaat. Amin,amin,amin YRA.
ReplyDelete