Saturday 30 May 2015

Rencana Yahudi Membagi-Bagi Jazirah Arab

Setelah berhasil menguasai Semenanjung Arab dan menggantinya dengan nama Jazirah Arab Saudi, semakin terbukalah kesempatan bagi bangsa Yahudi mengalahkan bangsa Arab melalu peperangan. Mereka pun menyukseskan pembagian wilayah Palestina bagi bangsa Amerika dan yahudi melalui PBB. Begitulah kekuatan-kekuatan adikuasa berusaha menjadikan bangsa Yahudi yang asing di kawasan Timur tengah ini sebagai batu loncatan di dunia Islam. Mereka memberikan dukungan kepadanya dengan bantuan sarana-sarana canggih demi kelanggengan kekuasaan dan perluasan wilayahnya. Mereka menjadikan Israel sebagai senjata untuk menindas bangsa Arab dan kaum muslimin. Mereka berusaha agar umat Islam tidak dapat mewujudkan cita-cita membangun masyarakat, memberlakukan syari’at, dan menguasai sepenuhnya sumber kekayaan alamnya.
Pada mulanya, keberadaan bangsa Yahudi Zionis di Palestina hanyalah dalam lingkup negara nasionalis kecil bagi bangsa Yahudi. Namun, mereka kemudian berambisi mendirikan negara besar dengan mendominasi wilayahnya, memonopoli semua potensi dunia Arab dan kaum muslimin, dan memainkan peran ganda Barat dan Komunisme sekaligus.
Mereka merencanakan penyusunan Taurat baru untuk melampiaskan dendamnya kepada segenap umat manusia. Mereka mengklaim keagungan ras mereka dengan anggapan bahwa mereka adalah bangsa Allah yang terpilih. Doktrin Yahudi inilah yang akhirnya mendarah daging bagi seluruh penganut sekte Wahabi, mereka meyakini bahwa merekalah ras teragung, pemimpin dunia dan pemegang panji-panji Allah.
Makar bangsa Yahudi tidak hanya berhenti di situ, mereka pun menciptakan kitab-kitab baru yang sarat dengan permusuhan terhadap umat manusia, sebagaimana kaum sekte Wahabi pun memanipulasi dan memutilasi kitab-kitab ulama salaf dan menyelewengkan penafsirannya sesuai dengan perintah kalangan elit bangsa Yahudi.
Bangsa Yahudi pun menciptakan paham komunisme seperti halnya mereka melahir- kan paham kapitalisme dan aliran-aliran filsafat Darwinisme, Freudisme, dan eksistensialis- me. Semua paham ini melecehkan martabat manusia. Sehingga jangan aneh bila pengikut sekte Wahabi begitu berbahagia bila mereka bisa melecehkan muslim lainnya.
Jelaslah bahwa komunisme dan Zionisme adalah dua sisi dari satu mata uang. Keduanya tidak mungkin dipisahkan. Orang Yahudilah yang telah menggerakkan Revolusi Prancis. Sifat melecehkan martabat manusia lainnya merupakan pancaran kebenaran akan doktrin Yahudi yang diselundupkan atas nama al-Quran dan as-Sunnah, padahal al-Quran dan as-Sunnah tidak bersalah sama sekali. Semakin terang benderanglah, bahwa kaum sekte Wahabi memang benar-benar anak asuh dan boneka-boneka Yahudi terkutuk.
Semua fakta itu harus benar-benar dipahami cendikiawan muslim di dalam usaha mempelajari dimensi-dimensi persekongkolan musuh. Persekongkolan ini telah lama diran- cang bangsa Yahudi sejak lama. Pelaksanaannya dilaksanakan secara bertahap, dengan tujuan akhir menguasai dunia Islam, menghancurkan segenap potesi, dan mendirikan dinding yang memisahkan umat Islam dengan cita-citanya. Langkah Yahudi dan Wahabi ini bertumpu pada penipuan, penyesatan, kebencian dan persekongkolan.
Setelah Yahudi berhasil membuat agenda Revolusi Prancis, maka mereka mulai melancarkan aksi kudeta berdarahnya terhadap Sultan Abdul Hamid II khalifah dari dinasti Ottoman yang berkuasa antara tahun 1901-1909. Setelah Sultan Abdul Hamid II kalah dalam peperangan melawan tentara Yahudi yang dibantu oleh sekutunya, maka didirikanlah Partai Persatuan Kemakmuran yang nota bene adalah partai sekuler yang mendapatkan dukungan Yahudi, Inggris dan Prancis. Partai bentukan Yahudi ini memperbolehkan untuk menjual tanah Palestina kepada Yahudi. Berbondong-bondonglah para konglomerat Yahudi dan keluarga kerajaan Saudi sebagai pendiri sekte Wahabi yang masih bernasab kepada Yahudi ini untuk memborong tanah-tanah bertuan di Palestina.
Setelah cukup kuat posisinya di tanah Palestina, maka bangsa Yahudi kembali membuat rencana perluasan kekuasaan dengan ide “Israel Raya” yang mencakup negara : Pelestina, Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir, Irak, Saudi Arabia dan Turki. Hal ini diyakini sebagai janji Tuhan kepada bangsanya, sebagaimana tertulis dalam Taurat yang telah mereka ubah : “Pada Hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman, “Kepada keturunanmulah Aku berikan negeri ini, mulai sungai Mesir sampai sungai yang besar itu, Sungai Efrat”(Kejadian 15:18)
Kesungguhan bangsa Yahudi ini mereka lakukan mulai tahun 1919 sampai saat ini, dan hal ini tidak akan berhenti. Pada zaman ini kita melihat bagaimana pasukan teroris bentukan Yahudi, yaitu ISIS, al-Qaeda, al-Nusra dan yang lainnya berusaha untuk mendiri –kan ke-khalifahan disepanjang sungai Mesir dan Sungai Efrat. Semua ini hanyalah permainan agenda besar Yahudi untuk mendirikan Israel Raya dengan menggunakan kaum muslimin sebagai tumbalnya.
Dengan semakin kuatnya negara mereka, maka Yahudi Zionis pun mendanai Revolusi Komunis pada tahun 1917 adalah warga Yahudi Amerika, para pemimpin Rusia setelah Karl Marx pun orang Yahudi, seperti Stalin, istrinya Barnonski, Meniv, dan Renauviv. Lenin sendiri adalah anak didik Yahudi. Semboyan Komunisme adalah tidak ada Tuhan dan kehidupan bersifat materi. Kekuatan khas mereka adalah kekuatan senjata. Sejarah belum pernah menyaksikan tragedi berdarah yang melebihi kekejaman mereka di seluruh wilayah kekuasaan komunis. Pendanaan Yahudi untuk menguasai dunia dengan ideologi komunisnya lambat laun memasuki Indonesia melalui Serikat Islam (SI Merah) tahun 1920 dan PKI Moeso pada tahun 1946, setelah Moeso selama 20 tahun didik secara matang oleh para pemimpin Yahudi Uni Soviet. Hal ini terbukti dalam salah satu pidatonya yang garang dan tak kenal damai sbb : “Uni Soviet adalah pemimpin revolusi dunia dan revolusi kita merupakan bagian daripadanya sehingga dengan demikian revolusi kita di bawah pimpinan Uni Soviet. Jika kita berpihak pada Uni Soviet, kita berpihak kepada kebenaran”. Tentang hal ini akan kita bahas pada buku lainnya.
Pada dasarnya, eksistensi Yahudi bertumpu pada bantuan luar negeri. Kekuatan militer dan ekonomi Israel banyak bergantung pada bantuan Amerika Serikat. Ironisnya, bantuan ini bersumber dari modal bangsa Arab yang tersebar di bank-bank Amerika dan bunga tabungan orang Arab di bank-bank Eropa. Jumlahnya diperkirakan ratusan miliar dollar. Sesungguhnya krisis yang melanda dunia dewasa ini berpangkal dari upaya pengadaan unsur asing (Yahudi) di wilayah Timur Tengah. Mereka menguasai jantung pusat umat Islam. Ambisi mereka adalah melakukan ekspansi dan memecah belah dunia Arab. Mereka menyebarkan pertentangan dan rasa kebencian antara agama dan bangsa dalam rangka mencapai tujuan hakikinya. Hal ini terus diperjuangkan selama 40 tahun lewat berbagai tindakan kekejaman, terorisme, dan dengan merangkul kelompok minoritas dan tokoh-tokoh masyarakat. Mereka juga menguasai pos-pos penting dalam pemerintahan demi tegaknya Israel Raya. Mereka pun mengajarkan pembantaian dan penghancuran orang-orang non-Israel. Sekarang, pelajaran ini diberikan kepada murid-murid sekolah di Israel, agar mereka pun bertindak kejam terhadap bangsa Arab, termasuk agamanya. Kurikulum Zionis ini pun akhirnya diadopsi dan diterapkan oleh kerajaan Saudi yang terbukti dalam kitab-kitab Wahabi untuk membantai umat Islam yang memusuhi Israel.

No comments:

Post a Comment