Thursday 14 May 2015

Saudi Membangun Rezim Israel di Kerajaannya Sendiri (Membongkar Konspirasi Yahudi-Wahabi)


Sebuah studi baru-baru ini meneliti tentang kesamaan rezim Israel dan kerajaan Arab Saudi dalam hal kejahatan, rasisme dan ekstrimisme agama dan mazhab. Di mana kedua kekuasaan ini sama-sama didirikan oleh para intelijen Inggris dengan menjadikan keberlangsungannya bergantung pada keberlangsungan yang lain. Dan kerajaan Arab Saudi didiri- kan untuk menjadi landasan proyek Zionis Israel di Palestina.
Studi yang dilakukan oleh DR.Walid Saed al-Bayati berjudul “ Arab Saudi dan Israel Penjahat Terbesar Sejarah Modern “ menyatakan bahwa tujuan pembentukan kerajaan Arab Saudi adalah faktor utama didirikannya rezim Israel dan keberlanjutan rezim ini setelah kurang dari 16 tahun sejak berdirinya kerajaan Saudi.
Studi ini menyatakan kedekatan historis dan gen rezim Israel dan kerajaan Arab Saudi menguatkan adanya kemiripan bahkan pada batas kesamaan secara sempurna di antara keduanya.
Pertama : Landasan
Masing-masing kekuasaan ini dibentuk berdasarkan perintah para intelijen Inggris. Kerajaan Saudi yang ada saat ini dalam sejarahnya didirikan dan diatur oleh Harry St John Philip, yang dikenal dengan Haji Abdullah Philby, salah satu agen intelijen Inggris di Jazirah Arab kala itu. Dan Israel telah dipersiapkan sejak adanya perjanjian atau pernyataan Mantan Menteri Luar Negeri Inggris Leonid Arthur Balfour pada November 1917 (untuk membentuk negara Israel) yang ia kirim ke salah satu tokoh terbesar Yahudi, Linel Walter de Rothschild.
Kedua : Sektarian agama dan Madzhab
Untuk pertama kalinya dalam sejarah modern, sebuah negara berdiri atas dasar mitos dan legenda dengan dalih kitab suci Taurat telah mengabarkannya.
Dengan demikian, Israel murni berdasarkan sektarian agama. Israel yang mengklaim sekularisme sebuah negara agama hingga ke “tulang sumsum“ dan ideologi politiknya mengikuti kisah-kisah kitab Taurat dan Talmud yang menyatakan berdirinya Israel untuk membangun Haikal Sulaiman (Istana Nabi Sulaiman) sebagai dasar kerajaan Ratu Israel. Yahudisme meletakkan prinsip permusuhan dan peperangan melawan semua orang yang bertentangan dan tidak sesuai dengannya.
Juga menganggap dirinya sebagai satu-satunya bangsa termulia, mengabaikan bangsa-bangsa mulia lainnya yang ada dalam rentang sejarah, terutama bangsa Arab karena Nabi Ismail sebagai kakek moyang bangsa Arab lebih besar dari pada Ishak sebagai kakek moyang bangsa Yahudi, sebagaimana disebutkan dalam sumber-sumber Taurat dalam sejarah hidup Nabi Ibrahim a.s.
Di lain pihak kita melihat kerajaan Arab Saudi sama seperti Israel, didirikan atas dasar sektarian sebagai hasil penyimpangan Muhammad bin Abdul Wahhab dan Ahmad bin Abdul Halim, yang dikenal dengan Ibnu Taimiyah. Seperti pengkafiran terhadap semua umat Islam, penolakan mereka khususnya Muhammad bin Abdul Wahhab terhadap mazhab-mazhab Islam, merubah keyakinan kaum muslimin di Jazirah Arab dengan memaksa mereka meninggalkan mazhab mereka dan mengikuti mazhab Wahabi yang telah ditolak oleh semua mazhab Islam dan diangap keluar dari ajaran Islam.
Muhammad bin Abdul Wahhab mengkafirkan siapa pun dari kalangan umat Islam yang bertentangan dengannya tanpa memperhatikan apa pun. Para penganut ajaran Wahabi menganggap hanya diri mereka saja yang muslim dan selain mereka adalah kafir dan harus dibunuh. Tindakan mereka sama seperti apa yang dilakukan penganut Yahudi terhadap penganut agama lain sebelum atau sesudah mereka.
Ketiga : Merampas Tanah
Orang-orang Yahudi merampas tanah Palestina dengan dalih adanya ikatan historis dengan tanah tersebut menurut kitab Taurat yang disimpangkan sebagai upaya mengemba- likan Haikal Sulaiman yang mereka klaim. Mereka terus membunuh, mengusir penduduk asli, mencaplok tanah dan merusak infrastruktur dalam mewujudkan proyek Zionis di Palestina, sementara ikatan mereka dengan negeri Palestina terputus sejak 134 sebelum Masehi. Itu berarti lebih dari 2000 tahun dan dengan demikian tidak ada lagi apa yang disebut dengan hak sejarah bagi mereka di Palestina.
Serupa dengan komplotan keluarga Saudi yang menyatu dengan pemikiran Wahabi Salafi untuk menduduki tanah Arab dan memerangi suku-suku Arab dengan memanfaatkan kekuatan militer sekutunya yaitu tentara Inggris, dipimpin oleh Kapten Arthur William Shakespeare. (Sedangkan PKS Wahabi menduduki masjid-masjid ahlussunnah secara paksa, dan berbagai tipu muslihat lainnya, mirip benar kelakuan mereka dengan orang Yahudi, sedangkan kekuatan militansi mereka berada di, DDII, LDK dan ormas bentukannya seperti : PERSIS, LDII, Lemkari dan selainnya)
Umat manusia tidak mengenal kejahatan seperti yang dilakukan oleh komplotan Ibnu Saud dan Ibnu Wahab dalam membunuh kaum perempuan, merobek perut mereka yang ----hamil, memerangi siapa pun yang menentangnya, membantai laki-laki dan anak laki-laki. Sama seperti yang mereka ulangi sekarang di Irak dan Suriah.
Tetapi petaka terbesar adalah mereka telah meletakkan nama Ibnu Saud untuk Jazirah Arab yang dipenuhi keberagaman suku dan ras, dan telah merubah sejarahnya yang panjang. Bahkan Nabi terakhir Muhammad Saw tidak pernah menamakan wilayah-wilayah Islam di masanya dengan namanya sendiri meskipun beliau menyandang kemuliaan insani. Sebagaimana penamaan kota Yatsrib menjadi Madinah atas perintah Ilahi yang dinyatakan dalam Quran. Adapun Abdul Aziz bin Abdurrahman al-Saud (1876-1953) dan putra-putranya tidak mempunyai hak merampok sejarah Jazirah Arab, sebagaimana orang-orang Yahudi tidak mempunyai hak yang sama di Palestina yang telah mereka tinggalkan sejak 1200 tahun sebelum Masehi. (Begitu pula bagi PKS Wahabi tidak punya hak untuk merampok mesjid-masjid dan wilayah ahlussunnah ala NU di Indonesia).
Sejarah kaum Yahudi adalah sejarah yang “tidak wajar“ dikarenakan penolakan terus-menerus mereka terhadap perintah ketuhanan dan kekerasan hati mereka dihadapan kehendak Tuhan. Karenanya mereka membunuh para nabi, memutarbalikkan Taurat dan merubah sunnah Nabi Musa as. Dari sini para nabi orang-orang Yahudi adalah figur-figur yang luar biasa sesuai ukuran penyimpangan dan kejahatan kaumnya, sehingga al-Quran mengabadikan mereka dalam banyak ayat dan surat tentang para nabi mereka dan penyimpangan mereka terhadap kitab suci dan klaim mereka atas Allah.
Allah Swt berfirman tentang mereka :

وَقالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقالَتِ النَّصارى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْواهِهِمْ يُضاهِؤُنَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (30) اتَّخَذُوا أَحْبارَهُمْ وَرُهْبانَهُمْ أَرْباباً مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَما أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا إِلهاً واحِداً  لا إِلهَ  إِلاَّ هُوَ سُبْحانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ

“ Dan orang-orang Yahudi berkata, “ Uzair putra Allah,” dan orang-orang Nashrani berkata : “ Al-Masih putra Allah “, Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka, bagaimana mereka sampai berpaling ? “ (30) Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi), dan rahib-rahib (Nasrani) sebagai tuhan selain Dia, dan juga al-Masih putra Maryam, padahal mereka hanya diperintah menyembah Tuhan Yang Mahaesa, tidak ada Tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan “ (QS. 9 / at-Taubah :30-31)
Orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadikan fatwa-fatwa ahli agamanya sebagai rujukan yang lebih suci daripada kitab suci-Nya dan sunnah nabi-Nya sendiri. Hal ini seban- ding lurus dengan pemahaman sekte Wahabi terhadap fatwa raja-rajanya dan para ulamanya. Walaupun secara tidak langsung mereka tidak bisa merubah nash-nash al-Quran, namun mereka memutarbalikkan artinya dan menafsirkannya dengan hawa nafsu mereka seperti ---yang dilakukan Ibnu Taimiyah dan Ibnu Abdul Wahhab beserta seluruh pengikut-pengikutnya. Mereka memiliki watak munafik dengan klaim mereka saja yang berhak atas Islam, karenanya mereka berbeda dengan kaum muslimin dalam penampilan, pakaian dan kebiasan lain yang membuat jijik manusia namun mereka menganggapnya sebaga keindahan. Ironisnya sebagian orang-orang bodoh tergoda akan hal ini. Allah Swt berfirman :

وَإِذا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur katanya. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka, semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran) ? ”(QS. 63 / al-Munafiqin : 4)
Juga Dalam firman-Nya :

فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَواءَ السَّبِيلِ (12) فَبِما نَقْضِهِمْ مِيثاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنا قُلُوبَهُمْ قاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَواضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلا تَزالُ تَطَّلِعُ عَلى خائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلاَّ قَلِيلاً

“ Maka barangsiapa yang kafir di antaramu setelah itu, maka sesunggunya dia telah tersesat dari jalan yang lurus (12) (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya maka Kami melaknat mereka, dan Kami jadikan hati mereka membatu. Mereka suka mengubah (maksud) firman (Allah) dari tempat (yang semestinya), dan mereka (sengaja) menghilangkan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka, Engkau (Muhammad) akan senantiasa melihat pengkhianatan dari mereka kecuali sekelompok kecil saja di antara mereka (yang tidak berkhianat ”  (QS. al-Maidah (5) : 12-13)
Ayat ini sebenarnya diturunkan untuk orang-orang Yahudi yang membangkang kepada Nabi Saw, sehingga Allah pun menjadikan hati mereka keras membatu. Hukuman yang berikan kepada mereka dikarenakan orang-orang Yahudi ini suka mengubah maksud, tujuan dan penafsiran kitab suci-Nya dari yang semestinya. Hal ini pula yang sering dilaku- kan oleh ulama-ulama Wahabi terhadap al-Quran dan sunnah Nabi-Nya. Kebenaran perilaku mereka ini sesuai dengan sabdanya :

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“ Barangsiapa yang menyerupai perilaku sebuah kaum maka mereka termasuk kaum itu ” 2

  Sebagaimana telah dijelaskan pada bab. pertama bahwa keturunan Dinasti Saud memiliki darah Yahudi yang kental sehingga hal tersebut sangat mempengaruhi pola berpikir dan perilakunya. Sehingga bila kita ambil intinya adalah, bahwa Akidah Wahabi terlahir dari perilaku dan akidah Yahudi. Bahkan, dalam hadits lainnya, Nabi Saw menyatakan dengan tegas :
لَيْسَ مِنَّا مَنْ  تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا، لَا تَشَبَّهُوا بِاليَهُودِ وَلَا بِالنَّصَارَى

“ Tidak termasuk umat kami seseorang yang menyerupai perilaku di luar perilaku kami, tidak menyerupai Yahudi tidak pula menyerupai Nasrani 
Ketakutan dan kekhawatiran apa yang terbesar bagi umat Islam selain tidak adanya pengakuan keumatan dari Nabinya sendiri ? Kekerasan hati mereka ini diakibatkan terjadinya banyak arus pendek dalam akal mereka, sehingga mereka hanya mau mengambil pendapat dan keyakinan dari nenek moyangnya yang tidak berakal, sebagaimana dibenarkan dalam firman-Nya :

وَإِذا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنا عَلَيْهِ آباءَنا أَوَلَوْ كانَ آباؤُهُمْ لا يَعْقِلُونَ شَيْئاً وَلا يَهْتَدُونَ

“ Dan apabila dikatakan kepada mereka : “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”, mereka menjawab : “(Tidak !) Kami hanya mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (dahulu melakukannya)”, padahal nenek moyang mereka ini tidak berakal sedikit pun, dan tidak mendapat petunjuk “  (QS. al-Baqarah (2) : 170)
Allah pun telah mengingatkan kepada hamba-hamba-Nya yang tersesat dalam firman-Nya :

وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقاً حَرَجاً كَأَنَّما يَصَّعَّدُ فِي السَّماءِ كَذلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ

“dan barangsiapa yang dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia (jadikan) dadanya sempit (hasud) dan sesak (arogan), seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit (karena sesombongannya). demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman“                      (QS. al-An’aam (6) : 125)

No comments:

Post a Comment