Assalaamu’alaikum wr.wb.
Pada tanggal 09 April 2015 di Gedung Self Access Center (SAC) UIN Sunan Ampel
Surabaya saya menjadi nara sumber untuk acara bedah buku “ Kyai NU
Membongkar Ketidakjujuran Albani Atas Hadits Nabi Saw “ karya saya sendiri
yang baru dicetak pada bulan Maret 2015. Karena panitia ingin saya juga
membahas salah satu karya saya lainnya yang dianggap kontroversial yang
berjudul “ Kyai NU Meluruskan Fatwa-Fatwa Merah MUI dan DDII “, yang
isinya mereka anggap bahwa saya mendukung faham Syiah di Indoanesia.
Acara yang semula
dijadwalkan jam 09.00 pagi mundur setengah jam dan berakhir jam 12.10 (160
menit). Cukup menarik dan cukup sengit acara itu bagi saya karena dua nara
sumber lainnya yaitu : Ust. Fathul Qadir dan Ust. Muhammad Jamil Chansas dalam
penyampaian materinya seperti ingin menghabisi saya. Akan tetapi hal itu saya
anggap sebagai sebuah ketidakmapanan dan ketidakdewasaan yang muncul karena
ketidaktahuan dan ketidaklengkapan data yang mereka miliki. Bahkan, kedua
saudara kami tersebut sepertinya telah menelan berita secara mentah-mentah dan
meyakini bahwa saya adalah seorang Syiah, yang bagi sebagian warga NU klasik
bahwa Syiah adalah sesat dan menyesatkan bahkan kafir sehingga wajib diperangi.
Yang saya sesalkan
adalah, bahwa unduhan video yang di Youtube hanya berdurasi 53 menit sedangkan
acara itu berlangsung selama 160 menit. Pertanyaan sederhananya : “ Lalu
yang 107 menit lagi mana ? “. Bahkan saya sudah meminta kepada panitia
pelaksana untuk meminta arsip dalam bentuk CD yang lengkap sebagai dokumen
untuk LTM PBNU dan PWNU Jabar akan tetapi sampai saat ini mereka terkesan tidak
mau memberikannya. Saya tidak tahu apakah mereka takut ketahuan bagaimana saya
menjawab dan menjelaskan dengan bahasa yang cukup kuat, akurat dan ilmiah dalam
waktu 107 menit yang tidak ditayangkan itu atau bagaimana ? sekali lagi saya
tidak tahu.
Hanya saja, informasi
yang didapat dan didengar oleh masyarakat bila tidak lengkap ini akan sangat
membahayakan pemahaman baik dari segi akidah atau amaliah, sebagaimana firman Allah
Swt :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْماً بِجَهَالَةٍ
فَتُصْبِحُوا عَلى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai
orang-orang yang beriman ! Jika seseorang fasik yang datang kepadamu membawa
suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakan
suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali
perbuatanmu itu” (QS. 49 al-Hujurat : 6)
Dalam kalimat “maka
telitilah kebenarannya” merupakan bersikap kritis. Perintah bersikap kritis
merupakan sebuah kewajiban semua orang yang baligh dan berakal. Ayat ini
bersifat umum dengan bentuk panggilan “Wahai orang-orang beriman !” tidak
dikatakan “Wahai orang-orang berilmu” atau “Wahai para hakim agama”. ayat ini
memerintahkan kepada setiap kaum muslimin untuk senantiasa bersikap kritis
dalam menerima setiap berita dengan tidak menelannya mentah-mentah. Dan orang
yang menerima sebuah berita tanpa adanya penelitian akan kebenarannya, maka ia
telah mencelakan dirinya dan orang banyak, dan perbuatan ini sudah termasuk perbuatan
bodoh yang dihukumi fasik oleh Allah.
Sebuah pernyataan yang
dilakukan baik secara lisan atau tulisan tanpa melalui proses disiplin
intelektual dinamakan sebagai zhann (persangkaan). Sedangkan Tentang
buruknya persangkaan tanpa proses disiplin intelektual dinyatakan di dalam
al-Quran :
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي اْلأَرْضِ
يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ
إِلاَّ يَخْرُصُونَ
“ Dan jika kamu mengikuti
kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan
Allah. Yang mereka ikuti hanyalah persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat
kebohongan “ (QS. al-An’am (6) : 116)
Di dalam ayat lainnya Allah menegaskan :
وَما لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِنْ
يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنَّ الظَّنَّ لا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئاً
“ Dan mereka tidak mempunyai ilmu
tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti dugaan, dan sesungguhnya
dugaan itu tidak bermanfaat sedikit pun terhadap kebenaran “ (QS. 53 / An-Najm : 28)
Banyak sekali kebenaran
yang tidak tersampaikan di dalam unduhan video Youtube itu misalnya :
1. Saya katakan, “ Bahwa di
Indonesia ini semua orang berhak menjalankan ajaran agamanya. Bahkan di
Indonesia ini orang kalau mau boleh menyembah batu, mata- hari, bulan, pohon
dan yang lainnya. Selama mereka tidak berniat untuk mengadakan makar terhadap
NKRI. Semua orang punya hak pilih dalam memilih apa yang diyakininya benar
walaupun ternyata pada akhirnya itu salah.”
2. Saya katakan, “ Apabila
pada hari ini adalah hari penghisaban dan semua orang bertanya kepada Allah,
saya ini orang NU yang Sunni atau saya ini orang Syiah, maka saya yakin 100%
bahwa Allah akan menjawab bahwa saya ini orang NU yang Sunni.”
3. Saya katakan, “ Selama 3
tahun berjalan ini sudah 40 mesjid orang-orang NU yang saya kembalikan lagi
kepada pangkuan mereka dari pendudukan orang-orang Wahabi. Kalau saya ini orang
Syiah kenapa tidak ada satu pun mesjid Syiah yang saya bebaskan dari pendudukan
orang-orang Wahabi ? “
4. Saya katakan, “ Para
Kyai di sini tidak tahu apa-apa tentang kondisi yang sebenarnya terjadi di kota
Bandung. Saya ini lahir dan besar di Bandung dan sangat tahu kondisi dakwah
daerah saya tersebut.”
5. Saya katakan, “ Sewaktu
tempo hari ada acara ANNAS (Aliansi Nasional Anti Syiah) di kota Bandung di
mesjid Cijagra Buah-Batu bandung yang dipimpin oleh Atian Ali seorang Khawarij
Wahabi, kawan-kawan saya dari beberapa LSM menelfon saya dan mereka berkata, “
Kyai, bagaimana kalau saya bubarkan saja acara intoleran ini ? “. Kemudian saya
katakan kepada mereka, “ Jangan ! karena ada Kyai NU dari Jatim dalam acara itu
yang bernama KH. Baidhawi. kalau kita bubarka acara itu maka yang akan muncul
di media massa adalah “ NU Jabar menyerang Kyai NU Jatim “ ini sangat berbahaya
bagi NU itu sendiri”. Saya menjalankan amanat dari para guru-gur di Jabar untuk
tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dengan semua kelompok Islam, baik Syiah ataupun
Wahabi ataupun yang lainnya. Ini adalah bentuk pengkhidmatan seorang santri
kepada gurunya demi menjaga kita Bandung tetap tetap kondusif. Apa yang salah
?
6. Saya katakan, “ Para
Kyai di sini tidak tahu bahwa sudah 9 majelis Syiah yang saya datangi sendiri
dan saya katakan kepada mereka, “ Habib, saya ini orang NU yang gatal kalau ada
orang-orang Syiah yang mulai mencaci maki tokoh-tokoh yang kami agungkan dan
muliakan seperti para sahabat dan istri Rasul Saw. Habib boleh pegang omongan saya
ini, kalau ada orang Syiah yang mengatakan hal tersebut saya dan pasukan
sayalah yang pertama akan datang ke tempat ini ”.
Sangat banyak yang saya katakan dalam
acara itu sehingga 107 menit terpaksa harus dijagal demi terjaganya kesesatan
masyarakat muslim NU di Indonesia khususnya. Saya memahami cara-cara seperti
ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang Wahabi saja. Karena merekalah yang
sudah terbiasa menjagal ayat-ayat al-Quran, al-Hadits, ucapan para ulama
apalagi hanya menjagal keutuhan video saya yang berdurasi 160 menit.
Tidak ada niat buruk saya membuat ketikan
ini, hanya untuk menyadarkan dan meluruskan kembali informasi yang selama ini
telah dimanipulasi dan dimutilasi kebenarannya oleh sebagian pihak yang
menyatakan dirinya sebagai pemilik kebenaran tunggal. Dan bagi semua warga NU
yang masih meragukan tentang ke-NU-an dan ke ahlussunah-an saya, maka dengan
ini saya tawarkan anda semua untuk ber-MUBAHALAH dengan saya agar Allah
buktikan dan tampakkan yang benar dalam kebenarannya dan yang salah dalam
kesalahannya.
KH. Alawi Nurul Alam
Albantani, Bandung 12-05-2015
No comments:
Post a Comment