Wednesday 13 May 2015

KEBOHONGAN VIDEO KH. ALAWI AL-BANTANI


Assalaamu’alaikum wr.wb. Pada tanggal 09 April 2015 di Gedung Self Access Center (SAC) UIN Sunan Ampel Surabaya saya menjadi nara sumber untuk acara bedah buku “ Kyai NU Membongkar Ketidakjujuran Albani Atas Hadits Nabi Saw “ karya saya sendiri yang baru dicetak pada bulan Maret 2015. Karena panitia ingin saya juga membahas salah satu karya saya lainnya yang dianggap kontroversial yang berjudul “ Kyai NU Meluruskan Fatwa-Fatwa Merah MUI dan DDII “, yang isinya mereka anggap bahwa saya mendukung faham Syiah di Indoanesia.
Acara yang semula dijadwalkan jam 09.00 pagi mundur setengah jam dan berakhir jam 12.10 (160 menit). Cukup menarik dan cukup sengit acara itu bagi saya karena dua nara sumber lainnya yaitu : Ust. Fathul Qadir dan Ust. Muhammad Jamil Chansas dalam penyampaian materinya seperti ingin menghabisi saya. Akan tetapi hal itu saya anggap sebagai sebuah ketidakmapanan dan ketidakdewasaan yang muncul karena ketidaktahuan dan ketidaklengkapan data yang mereka miliki. Bahkan, kedua saudara kami tersebut sepertinya telah menelan berita secara mentah-mentah dan meyakini bahwa saya adalah seorang Syiah, yang bagi sebagian warga NU klasik bahwa Syiah adalah sesat dan menyesatkan bahkan kafir sehingga wajib diperangi.
Yang saya sesalkan adalah, bahwa unduhan video yang di Youtube hanya berdurasi 53 menit sedangkan acara itu berlangsung selama 160 menit. Pertanyaan sederhananya : “ Lalu yang 107 menit lagi mana ? “. Bahkan saya sudah meminta kepada panitia pelaksana untuk meminta arsip dalam bentuk CD yang lengkap sebagai dokumen untuk LTM PBNU dan PWNU Jabar akan tetapi sampai saat ini mereka terkesan tidak mau memberikannya. Saya tidak tahu apakah mereka takut ketahuan bagaimana saya menjawab dan menjelaskan dengan bahasa yang cukup kuat, akurat dan ilmiah dalam waktu 107 menit yang tidak ditayangkan itu atau bagaimana ? sekali lagi saya tidak tahu.
Hanya saja, informasi yang didapat dan didengar oleh masyarakat bila tidak lengkap ini akan sangat membahayakan pemahaman baik dari segi akidah atau amaliah, sebagaimana firman Allah Swt :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْماً بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman ! Jika seseorang fasik yang datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu”                        (QS. 49 al-Hujurat : 6)
Dalam kalimat “maka telitilah kebenarannya” merupakan bersikap kritis. Perintah bersikap kritis merupakan sebuah kewajiban semua orang yang baligh dan berakal. Ayat ini bersifat umum dengan bentuk panggilan “Wahai orang-orang beriman !” tidak dikatakan “Wahai orang-orang berilmu” atau “Wahai para hakim agama”. ayat ini memerintahkan kepada setiap kaum muslimin untuk senantiasa bersikap kritis dalam menerima setiap berita dengan tidak menelannya mentah-mentah. Dan orang yang menerima sebuah berita tanpa adanya penelitian akan kebenarannya, maka ia telah mencelakan dirinya dan orang banyak, dan perbuatan ini sudah termasuk perbuatan bodoh yang dihukumi fasik oleh Allah.
Sebuah pernyataan yang dilakukan baik secara lisan atau tulisan tanpa melalui proses disiplin intelektual dinamakan sebagai zhann (persangkaan). Sedangkan Tentang buruknya persangkaan tanpa proses disiplin intelektual dinyatakan di dalam al-Quran :
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي اْلأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ
“ Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanyalah persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan “ (QS. al-An’am (6) : 116)
Di dalam ayat lainnya Allah menegaskan :
وَما لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنَّ الظَّنَّ لا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئاً
Dan mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti dugaan, dan sesungguhnya dugaan itu tidak bermanfaat sedikit pun terhadap kebenaran “   (QS. 53 / An-Najm : 28)
Banyak sekali kebenaran yang tidak tersampaikan di dalam unduhan video Youtube itu misalnya :
1.      Saya katakan, “ Bahwa di Indonesia ini semua orang berhak menjalankan ajaran agamanya. Bahkan di Indonesia ini orang kalau mau boleh menyembah batu, mata- hari, bulan, pohon dan yang lainnya. Selama mereka tidak berniat untuk mengadakan makar terhadap NKRI. Semua orang punya hak pilih dalam memilih apa yang diyakininya benar walaupun ternyata pada akhirnya itu salah.”
2.      Saya katakan, “ Apabila pada hari ini adalah hari penghisaban dan semua orang bertanya kepada Allah, saya ini orang NU yang Sunni atau saya ini orang Syiah, maka saya yakin 100% bahwa Allah akan menjawab bahwa saya ini orang NU yang Sunni.”
3.      Saya katakan, “ Selama 3 tahun berjalan ini sudah 40 mesjid orang-orang NU yang saya kembalikan lagi kepada pangkuan mereka dari pendudukan orang-orang Wahabi. Kalau saya ini orang Syiah kenapa tidak ada satu pun mesjid Syiah yang saya bebaskan dari pendudukan orang-orang Wahabi ? “
4.      Saya katakan, “ Para Kyai di sini tidak tahu apa-apa tentang kondisi yang sebenarnya terjadi di kota Bandung. Saya ini lahir dan besar di Bandung dan sangat tahu kondisi dakwah daerah saya tersebut.”
5.      Saya katakan, “ Sewaktu tempo hari ada acara ANNAS (Aliansi Nasional Anti Syiah) di kota Bandung di mesjid Cijagra Buah-Batu bandung yang dipimpin oleh Atian Ali seorang Khawarij Wahabi, kawan-kawan saya dari beberapa LSM menelfon saya dan mereka berkata, “ Kyai, bagaimana kalau saya bubarkan saja acara intoleran ini ? “. Kemudian saya katakan kepada mereka, “ Jangan ! karena ada Kyai NU dari Jatim dalam acara itu yang bernama KH. Baidhawi. kalau kita bubarka acara itu maka yang akan muncul di media massa adalah “ NU Jabar menyerang Kyai NU Jatim “ ini sangat berbahaya bagi NU itu sendiri”. Saya menjalankan amanat dari para guru-gur di Jabar untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dengan semua kelompok Islam, baik Syiah ataupun Wahabi ataupun yang lainnya. Ini adalah bentuk pengkhidmatan seorang santri kepada gurunya demi menjaga kita Bandung tetap tetap kondusif. Apa yang salah ? 
6.      Saya katakan, “ Para Kyai di sini tidak tahu bahwa sudah 9 majelis Syiah yang saya datangi sendiri dan saya katakan kepada mereka, “ Habib, saya ini orang NU yang gatal kalau ada orang-orang Syiah yang mulai mencaci maki tokoh-tokoh yang kami agungkan dan muliakan seperti para sahabat dan istri Rasul Saw. Habib boleh pegang omongan saya ini, kalau ada orang Syiah yang mengatakan hal tersebut saya dan pasukan sayalah yang pertama akan datang ke tempat ini ”.

Sangat banyak yang saya katakan dalam acara itu sehingga 107 menit terpaksa harus dijagal demi terjaganya kesesatan masyarakat muslim NU di Indonesia khususnya. Saya memahami cara-cara seperti ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang Wahabi saja. Karena merekalah yang sudah terbiasa menjagal ayat-ayat al-Quran, al-Hadits, ucapan para ulama apalagi hanya menjagal keutuhan video saya yang berdurasi 160 menit.
Tidak ada niat buruk saya membuat ketikan ini, hanya untuk menyadarkan dan meluruskan kembali informasi yang selama ini telah dimanipulasi dan dimutilasi kebenarannya oleh sebagian pihak yang menyatakan dirinya sebagai pemilik kebenaran tunggal. Dan bagi semua warga NU yang masih meragukan tentang ke-NU-an dan ke ahlussunah-an saya, maka dengan ini saya tawarkan anda semua untuk ber-MUBAHALAH dengan saya agar Allah buktikan dan tampakkan yang benar dalam kebenarannya dan yang salah dalam kesalahannya.

KH. Alawi Nurul Alam Albantani, Bandung 12-05-2015

No comments:

Post a Comment